PokerPelangiNew Misterius Tiban Gunungkidul, Pendiri Tak Diketahui Selain konstruksi bangunan yang beda dari yang lain, hingga saat ini belum diketahui siapa yang mmbangun masjid berukuran sekitar 4×4 meter tersebut. Konon, masjid itu dahulunya berada di pucuk menthuk dan karena hal tertentu akhirnya terhempas hingga ke Dusun Gambarsari.

Masjid Tiban berlokasi di belakang rumah warga Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, tepatnya di sebuah pekarangan yang dikelilingi pepohonan dan tumbuhan. Dari segi konstruksi, bangunan tersebut menyerupai rumah panggung dengan menggunakan anyaman bambu untuk dinding dan rumput ilalang kering sebagai atapnya.

Misterius Tiban Gunungkidul, Pendiri Tak Diketahui

Masjid tersebut juga tidak menggunakan fondasi dari semen, melainkan hanya kayu berukuran besar yang dipasang menyerupai tiang dengan teknik pantek.

Melongok ke dalam masjid tersebut, tampak beberapa kaligrafi yang terpasang di setiap sisi dindingnya. Untuk alasnya, terbuat anyaman bambu yang kini dilapisi karpet hijau.

Selain itu, di bagian dalam masjid juga terdapat sajadah dan perlengkapan salat seperti sarung dan mukena.

Juru kunci Masjid Tiban, Mantos Suwitnyo (75) mengatakan, bahwa ia tidak tahu kapan masjid tersebut mulai dibangun. Menurutnya, masjid itu tiba-tiba saja berada di pekarangan yang tidak jauh dari rumahnya

Meski begitu, Mantos menyebutmasjid itu semula berada di pegunungan sebelah barat rumahnya. Namun kemudian masjid itu berpindah ke Dusun Gambarsari.

Misterius Tiban Gunungkidul, Pendiri Tak Diketahui

“Kalau dari cerita orangtua dulu, Masjid Tiban ini tadinya berada di pucuk menthuk atau gunung di sebelah barat itu (sebelah barat rumah Mantos). Terus yang membangun Masjid itu mungkin membuat kesalahan dan akhirnya para wali saat itu memindahkannya ke bawah sini,” katanya.

“Dan dari dipindah sampai sekarang bentuk bangunannya masih seperti itu, tidak berubah,” imbuh Mantos.

Mantos menjelaskan bangunan Masjid Tiban sempat mengalami beberapa kali perbaikan khususnya pada bagian atap dan dinding. Mengingat bagian atap hanya menggunakan rumput ilalang dan dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

“Biasanya yang rutin diganti itu bagian atap sama gedhek (dinding anyaman bambu), yang mengganti biasanya dibantu sama warga sekitar.

Mantos mengimbuhnkan, meski berada di daerah terpencil, banyak orang yang mengunjungi Masjid Tiban. Menurutnya, orang-orang tersebut berasal dari berbagai kalangan.

Selain dari kalangan biasa, Mantos mengakui ada pejabat yang pernah datang ke Masjid Tiban untuk beribadah dan memanjatkan doa. Bahkan, beberapa hari lalu ada rombongan dari luar DIY yang datang malam hari untuk salat di Masjid Tiban.

“Jadi pernah ada orang minjam padasan Masjid Tiban untuk dibawa ke Gunung Gambar, yang bawa saat itu malam hari. Nah, pas mau alat subuh itu padasannya hilang dan ternyata kembali lagi ke Masjid Tiban,” ucapnya.

“Dan sama orang itu disusul lagi ke Masjid (Tiban) dengan niatan mau membawanya lagi. Tapi diangkattujuh kali tidak berhasil-berhasil dan pas yang kedelapan kali itu orangnya ambruk karena kelelahan tidak bisa mengangkat padasan,

Baca Juga : Ide Alpukat Oles Dikemas Mirip Deodorant

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *