3 Alasan Orangtua Stop Ikut Campur Kelola Uang Anak Saat Sudah Kerja

Alasan Orangtua Stop Ikut Campur Kelola Uang Anak Saat Sudah Kerja

Alasan Orangtua Stop Ikut Campur Kelola Uang Anak Saat Sudah Kerja Semua orangtua tentu menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, anak akan tumbuh dewasa dan bisa menghasilkan uang sendiri. Sehingga kalau sudah sampai waktunya, orangtua harus rela melepas kontrol terhadap anak, termasuk soal pengelolaan keuangannya. Yang biasanya dibantu kelola orangtua, setelah bekerja justru lebih baik kalau berhenti ikut campur dalam keuangan anak. RAJANYABOLA 

Alasan Orangtua Stop Ikut Campur Kelola Uang Anak Saat Sudah Kerja`Bukan karena berhenti peduli pada kondisi keuangan anak, tapi banyak alasan baik kenapa orangtua stop ngurusin keuangan anak setelah bekerja. Mulai dari mengajarkan kemandirian pada anak, membiarkan anak untuk tahu lika-liku keuangannya, hingga buat orangtua hidup tenang tanpa ikut campur urusan anak. Selengkapnya mengenai alasan orangtua stop ikut campur keuangan anak di bahas satu-persatu berikut ini, yuk simak! 

Biar anak tahu lika-liku keuangannya sendiri

Menghadapi berbagai kondisi keuangan yang naik turun bukanlah suatu hal mudah. Maka dari itulah orangtua perlu membiarkan anaknya untuk tahu bagaimana rasanya menghadapi kondisi keuangannya sendiri ketika dewasa. Jadi kalau sudah bekerja, ada baiknya untuk stop ikut campur urusan keuangan anak. 

Gunanya apa? Supaya anak benar-benar tahu kondisi keuangannya tanpa di atur atau dij aga orangtua. Jadi baik buruknya ia rasakan dan tanggung jawab sendiri, sehingga mau gak mau belajar mengelola keuangannya dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya. Sederhana tapi tidak akan bisa terdidik pada anak yang dik ontrol terus keuangannya saat bekerja. 

Belajar pengelolaan uang dari pengalaman sendiri sangat besar manfaatnya untuk kemandirian hidup anak

Alasan lainnya kenapa orangtua stop mengelola keuangan anak ialah supaya ia belajar dari pengalamannya sendiri. Sebab pahit manisnya pengalaman hidup bisa jadi pembelajaran, termasuk juga dalam mengelola keuangan. Jadi kalau dia pernah merasakan kondisi keuangannya anjlok dan berantakan karena ulah sendiri, otomatis harus belajar untuk lebih baik mengelola keuangannya.

Misalnya ia pernah kehabisan uang karena boros belanja, terlalu banyak main, membeli barang tidak perlu dan lain sebagainya. Dari baik buruknya pengalaman yang di alami anak, ia belajar dengan sendirinya untuk mengelola keuangannya dengan baik. Salah satu bentuk didikan agar anak hidup mandiri dan bisa mengurus di rinya dengan baik, apalagi keuangan sangatlah penting dalam hidup. 

Orangtua cukup fokus tenang jalani hidup saja sambil mengawasi dan mengarahkan anak

Mendidik anak yang masih kecil dan sudah dewasa itu berbeda caranya. Kalau ketika kecil selalu dituntun dan dikontrol orangtua, maka kalau sudah dewasa bisa lebih dilepas untuk diawasi saja dari jauh. Memang ada risiko dari membebaskan anak, tapi hal ini juga bagus untuk mendidiknya secara dewasa dari kejauhan. 

Termasuk juga perihal keuangan anak, orangtua tidak perlu ikut campur dan mengatur keuangan anak lagi kalau dia sudah dewasa dan bekerja. Cukup awasi dan ajarkan poin-poin manajemen keuangan yang baik, selebihnya biar ia yang menjalankannya. Supaya anak memiliki ruang untuk tumbuh, tidak bergantung pada orangtua, dan dapat belajar mengelola keuangannya secara mandiri. 

Dari tiga poin tadi dapat disimpulkan kalau anak perlu diberikan ruang untuk mengelola keuangannya sendiri ketika sudah bekerja. Agar ia dapat belajar dan mandiri mengurus keuangannya tanpa bergantung dengan orangtua. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *