Bagi yang rindu kemeriahan Hari Natal, berikut rangkuman tradisi dan ritualnya di penjuru Indonesia.

Tradisi Perayaan Natal. Pemeluk agama Kristen juga dengan semangat menghias rumahya dengan dekorasi khas Natal, tak lupa acara kumpul keluarga usai menghadiri ibadah di gereja.

Tak kalah dengan luar negeri, di penjuru Indonesia tradisi dan ritual Natal juga ada.

Namun kini tradisi dan ritual Natal nampaknya tiada.

Bagi yang rindu kemeriahan Hari Natal, berikut rangkuman tradisi dan ritualnya di penjuru Indonesia:

1. Kunci Taon, Manado

Tradisi Perayaan Natal. Bagi masyarakat Manado, perayaan Natal . Umumnya disebut dengan perayaan Kunci Taon.

Dalam bahasa Indonesia, Kunci Taon artinya Penguncian Tahun.

Jadi, perayaan Natal dan tahun baru sebagai penutup tahun.

BACA JUGA : Resep Kue Kering Natal Khas Manado

2. Wayang Kulit Kristus, Yogyakarta

Yogyakarta yang sarat akan budaya dan seni senang merayakan Natal dengan cara yang khas, yakni dengan pagelaran wayang.

Berbeda dengan cerita wayang lainnya, khusus di hari dan Menjelang Natal, pagelaran Wayang Kulit Kristus menceritakan kelahiran Yesus Kristus.

3. Ngejot dan Penjor, Bali

Nama Ngejot dan Penjor merupakan tradisi yang terinspirasi dari kebiasaan yang dilakukan umat Hindhu saat perayaan Galungan,

namun diadaptasi pula oleh kaum Nasrani.

4. Rabo-rabo, Jakarta

Tradisi ini banyak dilakukan warga di daerah Tugu, Jakarta Utara.

Karena pengaruh Portugis, wilayah ini termasuk yang banyak menampung masyarakat beragama Nasrani.

5. Marbinda, Sumatera Utara

Perayaan Natal di Sumatera Utara hampir mirip dengan Hari Raya Idul Adha bagi umat Muslim. Masyarakat Nasrani di sana merayakan Natal dengan tradisi Marbinda, yakni menyembelih hewan.

6. Meriam Bambu, Flores

Masyarakat Flores, Nusa Tenggara Timur senang merayakan Natal dengan tradisi Meriam Bambu,

Meriam bambu ditembakan bersamaan dengan kembang api,

7. Van Vare, Larantuka

Perayaan Natal yang berada di Larantuka,

Flores Timur dilakukan dengan pertunjukan musik orkestra dan paduan suara dari Keuskupan Larantuka.

Kegiatan ini disebut dengan Van Vare.

Lagu-lagu yang dimainkan dalam orkestra bertujuan menegur dan membimbing orang-orang yang berdosa agar kembali ke jalan yang benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *