PokerPelangiLounge – Mendengar nama janda tentunya bagi para Agan sangat menarik. Namun bukan janda seperti yang pada umumnya berada di negara kita. Wanita yang telah menikah dan di tinggal meninggal pasangannya mendapat status yang sedikit negatif di beberapa negara. Kesan pembawa sial dan menjadi beban keluarga menjadi stigma paling umum. Padahal sebuah kematian nyatanya adalah rasa Tuhan yang tak mungkin bisa di tolak oleh manusia.

Dalam adat istiadat Hindu India, seorang janda mati wajib hidup dalam kesederhanaan bahkan pakaian pun tidak boleh menggunakan warna warni mencolok. Kehidupan mereka terpinggirkan dari strata sosial dan lingkungan. Bahkan sejarahnya pada zaman dahulu terdapat adat sati yaitu membakar diri mengikuti pembakaran mayat suami seolah menjadi rutinitas.

Bisa di lihat dalam film Andaaz, serial Uttaran, dll. Tradisi ini berlaku bagi janda muda juga. Bisa di bayangkan mereka yang menikah muda ada yang menjadi janda di usia 15 tahun dan harus menjalani tradisi yang sama.

Adapun daerah khusus di India yang menampung para janda ini berada di dua kota yang telah di kenal sejak awal kebudayaan hindu di India berkembang. Kota apa sajakah itu?

Benares atau Varanasi

Ternyata Ada Kota Yang Khusus Menampung Para Janda, Loh!

Benares adalah kota suci umat hindu yang di kenal dengan sungai Gangga. Kota ini adalah pusat kebudayaan India terutama agama Hindu. Kota tujuan para peziarah untuk menyucikan diri ini ternyata menampung para janda mati di asrama asrama sederhana. Pemerintah sengaja mengalokasikan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan asrama ini.

Kota benaras di kenal sebagai kota tempat tujuan terakhir orang hindu. Kota mati pun sering di sematkan karena sungai Gangga adalah tempat melarung abu dari para mayat. Di sini para janda akan menjalani rutinitas harian yang di isi dengan puja dan membantu para pendeta melayani para peziarah.

Vrindavan

Kota yang di kenal sebagai tempat masa kecil Sri Krisna ini berada di dekat sungai Yamuna. Sungai suci tempat Dewi Yamuna bersemayam ini di percaya meluruhkan dosa.

Para janda mati di sini lebih banyak di banding Benares. Asrama-asrama yang dibangun lebih banyak dan tertata. Kehidupan para janda di sini lebih dikelola oleh lembaga sosial pemerhati kaum wanita. Mereka melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat seperti merajut, menenun, membuat kerajinan tangan untuk souvenir.

Di kota ini mereka menghabiskan waktu hingga ajal menjemput. Mereka percaya berada di vrindavan lebih diberkahi daripada terlunta-lunta di tengah lingkungan yang mengucilkannya. PokerPelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *