PokerPelangi – Stigma yang Sering Diberikan Masih banyak masyarakat yang tidak mengenal meditasi. Akibatnya, banyak prasangka buruk yang terjadi di pikiran mereka. Instruktur Meditasi Bersetifikasi The Golden Space Indonesia, Bagia Arif Saputra, menyampaikan bahwa ada lima stigma yang sering beredar di masyarakat tentang meditasi.

Pertama adalah stigma soal meditasi dianggap hanya milik agama tertentu. Bagia mengatakan meditasi yang mereka lakukan sifatnya universal dan non-religius. Orang yang melakukan meditasi dilatih untuk dapat merefleksikan diri dan mendengar suara hati masing-masing. “Maka itu, orang harus terlebih dahulu mencoba praktik ini agar mengetahui dampaknya pada kesehatan dan kedamaian diri,” katanya pada konferensi Pers ALive pada 3 November 2020.

Stigma yang Sering Diberikan pada Kegiatan Meditasi

Stigma yang Sering Diberikan

Ia mengatakan bahwa di internet sudah tersebar banyak sekali penelitian soal manfaat baik meditasi. Salah satunya adalah membantu diri meningkatkan kualitas hidup secara psikis, emosi, mental juga fisik. “Meditasi ini sebagai platform bagi kita untuk dapat mencapai kebahagiaan itu sendiri,” katanya.

Stigma kedua adalah ‘Saya tidak bisa diam, jadi saya tidak mungkin bisa meditasi’. Bagia mengatakan bahwa semakin seseorang memiliki pikiran yang tidak bisa diam dan suka meloncat-loncat, semakin perlu pula orang itu untuk belajar meditasi. “Dalam meditasi, kita dilatih untuk menjinakkan otak monyet kita yang suka meloncat-loncat. Semua bisa meditasi, asal mau belajar,” katanya.

Ketiga, stigma yang sering didengar Bagia adalah ‘Meditasi bisa membuat kesurupan’. Ia tidak heran ada stigma ini, maklum Indonesia sangat kental dengan dunia mistis. Bagia mengingatkan bahwa meditasi bukanlah mengosongkan pikiran. “Tapi yang kami lakukan memfokuskan pikiran, atau pusatkan pikiran dalam objek tertentu. Untuk pemula, biasanya akan fokus pada nafas,” katanya.

Banyak pula orang menduga bahwa ‘Daripada meditasi, alangkah lebih baik agar orang melakukan beribadah saja’. Menurut Bagia meditasi dan beribadah adalah kegiatan yang sangat berbeda. “Kalau kita berdoa dan beribadah, kita akan memohon sesuatu. “Saat ibadah kita lebih banyak meminta dan bersuara kepada Tuhan. Saat meditasi, kita justru dilatih untuk mendengarkan suara hati kita. Bila yakin, bisa saja orang akan kita meminta sesuatu tapi saat kita meditasi, kita” katanya.

Stigma yang Sering Diberikan pada Kegiatan Meditasi

Stigma terakhir soal meditasi adalah ‘Meditasi dinilai supranatural dan mistis’. Bagia mengatakan meditasi bisa membantu banyak orang atasi masalah mental, dan fisik,” kata Bagia.

Bagi penikmat meditasi, terdapat festival meditasi yang akan segera terlaksana bertema ALIVE.

A berarti abundant wealth yang membicarakan hal-hal seputar kekayaan dan finansial, kemudian L kepanjangan dari loving relationship tentang hubungan percintaan, I berarti inspiring work tentang karier dan pekerjaan, lalu V yakni vibrant health menyangkut kesehatan, dan E adalah empowering earth tentang bagaimana hidup selaras dengan bumi.

“Melihat dari peningkatan jumlah peserta ALIVE selama tiga tahun berturut-turut, saya yakin bahwa sesungguhnya masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari tentang pentingnya wellness melalui praktik-praktik meditasi,” kata Head of Alive 2020 Vinzka Janikha. PokerPelangi

BACA JUGA : Makanan Atasi Nyeri Tubuh Akibat Kelelahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *