PokerPelangi – Sindrom Wernicke Korsakoff (Wernicke-Korsakoff syndrome atau WKS) adalah kelainan saraf yang terjadi karena kekurangan vitamin B1 atau tiamin.

Fungsi tiamin adalah membantu otak dan sistem saraf mengubah gula menjadi energi. Kekurangan vitamin ini akan mengganggu kinerja otak dan sistem saraf, serta menyebabkan kerusakan otak, termasuk talamus dan hipotalamus.

Melansir keterangan dari National Organization for Rare Disorders (NORD), sindrom Wernicke-Korsakoff memengaruhi sekitar 1-2 persen populasi umum di Amerika Serikat (AS). 

Gangguan neurologis ini memengaruhi lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rentang usia antara 30-70 tahun. Tanpa perawatan dini, sindrom Wernick-Korsakoff bisa menyebabkan kematian karena infeksi dan gagal hati, serta efek defisiensi tiamin yang terjadi dalam waktu yang lama. Angka kematian akibat sindrom ini sekitar 10-15 persen pada kasus yang parah.

Untuk mengenal penyakit berbahaya yang satu ini, berikut ini fakta-faktanya yang perlu kamu ketahui.

1. Sindrom Wernicke-Korsakoff merupakan kombinasi dari dua gangguan neurologis yang terpisah, tetapi sering terjadi secara bersamaan

Sindrom Wernicke Korsakoff

Istilah sindrom Wernicke-Korsakoff merupakan kombinasi dari dua gangguan neurologis yang terpisah, tetapi sering terjadi secara bersamaan yaitu, ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff.

Melansir WebMD, ensefalopati Wernicke umumnya datang secara tiba-tiba dengan ditandai gejala seperti kebingungan, kehilangan koordinasi otot, dan masalah pada penglihatan.

Sementara itu, sindrom Korsakoff biasanya terjadi lebih lambat, dan merupakan masalah jangka panjang dan berkelanjutan yang merusak bagian otak yang menangani memori.

Ensefalopati Wernicke dianggap sebagai fase akut dengan durasi yang lebih pendek dan gejala yang cenderung lebih serius. Sementara, sindrom Korsakoff dianggap sebagai fase kronis dengan kondisi yang berkepanjangan.

Selain itu, ensefalopati Wernicke merupakan kondisi utama dari dua penyakit pada sindrom Wernicke-Korsakoff. Kerusakan otak karena ensefalopati Wernicke yang tidak mendapat perawatan lebih berisiko memicu sindrom Korsakoff, dibandingkan sebaliknya.

Sekitar 80-90 persen penderita ensefalopati Wernicke juga mengembangkan sindrom Korsarkoff. 

2. Penyalahgunaan alkohol kronis dan kurang gizi merupakan penyebab utama sindrom Wernicke-Korsakoff

Sindrom Wernicke Korsakoff

Melansir Healthline, faktor risiko utama berkembangnya WKS adalah penyalahgunaan alkohol kronis dan kurang gizi.

Alkohol bisa mengurangi penyerapan tiamin oleh tubuh, mengurangi simpanan tiamin dalam organ hati, dan menghambat aktivitas enzim yang mengubah tiamin menjadi aktif. Menurut keterangan dari NORD, sebagian besar kasus WKS di AS dialami oleh para pecandu alkohol.

Selain itu, seseorang yang mengalami gizi buruk karena alasan apa pun berisiko tinggi mengembangkan WKS. Penyebab malnutrisi yang bisa memicu WKS meliputi kelaparan, gangguan makan seperti anoreksia, dan muntah berkepanjangan atau kronis seperti hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.

Selain penyalahgunaan alkohol kronis dan malnutrisi, WKS dapat dipicu oleh kondisi lain yang menyebabkan defisiensi tiamin, seperti kanker, AIDS, dialisis ginjal, gangguan lambung (gastropati), diet ekstrem, penyakit radang usus, menyusui tanpa suplemen, dan gangguan sistemik seperti uremia dan tuberkulosis.

3. Gejala-gejala yang perlu diwaspadai

Sindrom Wernicke Korsakoff

Kebanyakan penderita sindrom Wernicke-Korsakoff mengembangkan ensefalopati Wernicke terlebih dahulu, baru mengembangkan sindrom Korsakoff. Melansir Medical News Today, berikut gejala ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff:

  • Ensefalopati Wernicke: merupakan jenis cedera otak, yang secara klasik menyebabkan tiga masalah utama, yaitu masalah penglihatan, kebingungan, dan kesulitan berjalan. Kekurangan tiamin memicu berkembangnya WE. Saat tiamin tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka tubuh tidak bisa melakukan fungsi sel yang mendasar dan yang dibutuhkan, sehingga mengarah pada masalah kesehatan yang membentuk ensefalopati Wernicke. Sel-sel sangat sensitif terhadap kadar tiamin yang rendah, sehingga banyak gejala neurologis yang muncul, seperti: kebingungan, status mental yang berubah, gerakan mata tersentak atau tidak disengaja, kelopak mata bagian atas terkulai, penglihatan ganda, serta keseimbangan yang buruk dan kesulitan berjalan. Orang dengan ensefalopati Wernicke mungkin akan terlihat kurus dan kurang gizi, memiliki masalah jantung, suhu tubuh yang rendah, dan tekanan darah rendah.
  • Sindrom Korsakoff: kehilangan memori dan masalah dalam melaksanakan tugas sehari-hari merupakam ciri utama dari sindrom Korsakoff. Pasien sering mengalami kesulitan dalam mempelajari informasi baru. Selain itu, pasien mungkin secara tidak sengaja mengarang informasi untuk menjembatani celah dalam ingatan mereka. Dokter menyebut kondisi sebagai konfabulasi. Beberapa orang menggambarkan konfabulasi sebagai ingatan yang palsu, bukan hal yang disengaja, karena otak secara tidak sadar berusaha untuk mengisi celah dalam ingatan. Masalah pada ingatan jangka pendek bisa memicu masalah dengan membuat ingatan baru dan mengingat kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. Pasien kemungkinan akan mengalami perubahan kepribadian, menunjukkan sikap apatis dan kurang perhatian, atau menunjukkan perilaku banyak bicara dan berulang. Gejala sindrom Korsakoff bisa berangsur membaik, tetapi diperkirakan sekitar 25 persen penderitanya akan mengalami gejala yang permanen.

Ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff bisa berhubungan antara satu sama lain dengan cara berikut ini:

  • Ensefalopati Wernicke sering terjadi sebelum sindrom Korsakoff berkembang. 
  • Ketika gejala sindrom Korsakoff meningkat, maka gejala ensefalopati Wernicke cenderung menurun.
  • Jika seseorang berhasil merespon pengobatan untuk ensefalopati Wernicke, maka kemungkinan sindrom Korsakoff tidak akan berkembang.

4. Diagnosis sindrom Wernicke-Korsakoff

Diagnosis WKS bukan perkara mudah, karena penderita gangguan neurologis ini sering mengalami kebingungan mental, sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan dokter. 

Jika pasien mengalami kebingungan, kemungkinan dokter akan mengabaikan kemungkinan gangguan fisik dan melanjutkan pemeriksaan lainnya, seperti memeriksa tanda-tanda alkoholisme dengan memeriksa kadar alkohol dalam darah, kadang diperlukan juga tes fungsi hati untuk memeriksa ada atau tidaknya kerusakan pada organ hati.

Kerusakan hati merupakan tanda umum dari alkoholisme. Kerusakan hati karena alkoholisme kronis bisa meningkatkan enzim hati pasien. Diagnosis alkoholisme kronis meliputi pemeriksaan fisik untuk memeriksa detak jantung, gerakan mata, refleks, tekanan darah, dan suhu tubuh.

Selain memeriksa tanda-tanda alkoholisme, dokter juga akan mencari tanda-tanda klinis yang menunjukkan jika pasien kekurangan vitamin B1, dengan melibatkan tes darah yang mengukur kadar tiamin dan kesehatan nutrisi pasien secara umum.

Melansir Healthline, tes nutrisi yang kemungkinan akan diminta dokter untuk memastikan jika pasien tidak kekurangan gizi yaitu meliputi:

  • Tes albumin serum: mengukur tingkat albumin, protein dalam darah. Kadar albumin yang rendah kemungkinan menandakan kekurangan nutrisi serta adanya masalah pada ginjal atau hati.
  • Tes serum vitamin B1: untuk memeriksa kadar vitamin B1 dalam darah. Selain itu, aktivitas enzim dalam sel darah merah juga bisa diuji. Aktivitas enzim yang rendah pada sel darah merah menandakan bahwa tubuh kekurangan vitamin B1.

Selain tes-tes di atas, pasien juga membutuhkan tes pencitraan untuk menemukan kerusakan yang merupakan ciri-ciri dari WKS. Tes pencitraan diagnostik untuk WKS terdiri dari:

  • Elektrokardiogram (EKG) sebelum dan sesudah mengambil vitamin B1, yang bisa membantu dokter untuk menemukan kelainan.
  • CT scan untuk memeriksa lesi otak yang berkaitan dengan ensefalopati Wernicke.
  • MRI untuk mencari perubahan otak yang berkaitan dengan ensefalopati Wernicke.

Dokter mungkin akan menyarankan tes neuropsikologis untuk menentukan tingkat keparahan akibat kondisi mental.

5. Perawatan sindrom Wernicke-Korsakoff

Setelah terdiagnosis, pasien harus segera mendapat perawatan karena gangguan neurologis ini bisa menyebabkan kematian jika penanganannya terlambat.

Perawatan yang tepat bisa menunda atau menghentikan perkembangan penyakit, membalikkan gejala neurologis, begitu juga membalikkan kelainan otak yang tidak permanen. 

Pasien juga kemungkinan besar akan diberikan vitamin B1 secara intravena dan merekomendasikan pasien untuk dirawat inap. Selama di rumah sakit, pasien akan terus dipantau untuk memastikan sistem pencernaannya bisa menyerap makanan dengan baik.

Melansir Healthline, perawatan untuk pasien dengan sindrom Wernicke-Sarkoff meliputi:

  • Vitamin B1diberikan melalui jalur intravena (IV)
  • Vitamin B secara oral
  • Diet seimbang untuk menjaga tingkat vitamin B1
  • Pengobatan untuk alkoholisme

Pengobatan dengan vitamin B1 bisa menghasilkan reaksi yang negatif pada pasien, meski kasusnya hanya sedikit. Reaksi negatif pada perawatan dengan vitamin B1 umumnya terjadi pada pecandu alkohol. Beberapa reaksi negatif tersebut termasuk insomnia, berkeringat, perubahan suasana hati, kebingungan, halusinasi, dan agitasi. Pasien juga harus menghindari alkohol untuk pemulihan memori dan fungsi mental yang berkelanjutan.

Pemulihan tergantung dari seberapa awal memulai pengobatan. Jika pasien merespons pengobatan dan dilakukan sejak awal, maka prosesnya bisa makan waktu hingga 1 tahun. 

Kebingungan dan masalah yang berkaitan dengannya merupakan gejala yang paling terakhir hilang. Pasien yang mendapat perawatan sejak awal bisa melihat kemajuan dalam masalah mata, koordinasi otot, dan kebingungan.

Itulah deretan fakta seputar sindrom Wernicke-Korsakoff. Bila mengalami gejala-gejala di atas apalagi terdapat penyalahgunaan alkohol, periksakan dirimu ke dokter. Karena, makin cepat gangguan neurologis mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya. PokerPelangi

BACA JUGA : Lonjakan Kadar Gula Darah, Ini Jenis Makanan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *