PokerPelangiLounge – Di sini saya nggak akan membahas soal pandemi dan musibah yang terjadi di Indonesia. Namun, saya bakal bahas hal-hal unik yang tidak banyak kita ketahui, salah satunya tradisi seks unik di beberapa belahan dunia.
Ternyata di Malang salah satu wilayah di Indonesia juga ada lo. Penasaran, kan? Kuylah, simak.
Mardudjara, Suku Pemotong Alat Kelamin

Nah, tradisi seks unik yang pertama terjadi di Suku Mardudjara. Suku ini di kenal dengan suku pemotong alat kelamin. Nah, jika mendengar dari namanya terkesan unik, bukan? Tentunya juga aneh di telinga kita.
Kalian perlu tahu, tradisi pemotong alat kelamin ini seperti sunat. Namun, caranya yang unik. Kenapa unik? Sebab, dalam tradisi ini, pemuda yang akan di potong alat kelaminnya, berbaring telentang di dekat api unggun.
Lalu, kepala suku duduk di atas dada si pemuda tersebut dengan menghadap pada kemaluannya. Lalu, kulit kemaluannya di potong dengan pisau yang telah di beri jampi-jampi.
Selanjutnya, si pemuda harus menelan kulit tersebut, nggak boleh di kunyah. Nggak kebayang, kan, keunikannya?
Suku Trobrianders: Anak-anak bercinta

Suku Trobrianders ini terletak di Papua Nugini. Di suku ini memiliki tradisi unik tentang seks, yaitu anak-anak bercinta sejak usia enam tahun. Di suku ini mewajibkan anak-anak bercinta meskipun belum menikah. Untuk anak perempuan boleh bercinta kisaran usia 6-8 tahun. Sementara, laki-laki 10-12. Sangat aneh, bukan?
Sedangkan seharusnya anak-anak itu dilindungi. Nggak kebayang kalau misal kita tinggal di Suku Trobrianders, sejak kecil sudah mengenal seks. Menurut rakyat suku sana, berhubungan seks sejak usia dini bisa mencegah kanker payudara.
Ejakulasi di Sungai Nil Mesir

Raja Mesir beranggapan bahwa masturbasi umum di Sungai Nil bisa membuat sungai menjadi berkah. Kepercayaan itu sungguh membuat tercengang. Salah satu raja tersebut adalah Pharaoh.
kalian mungkin pernah mendengar atau bahkan belum pernah tahu? Jadi, Raja Pharaoh ini mempunyai ritual masturbasi di tempat umum, tepatnya di Sungai Nil. Semua itu dilakukan agar negaranya tetap makmur.
Selain itu Pharaoh melakukan semua itu untuk memicu ejakulasi dari Dewa Atum, karena berdasar kepercayaannya Sungai Nil itu berasal dari ejakulasi Dewa Atum.
Berbagi Istri di Nepal

Berbagi istri di Nepal bukan lagi hal yang tabu. Sebab, masyarakat sana masih suka berbagi istri dengan saudaranya. Memiliki istri dengan satu wanita yang sama katanya nggak ribet, dan lebih menguntungkan. Nggak lagi berbagi lahan, jadi lahan bisa jadi milik satu keluarga.
Selain itu keuntungannya bisa mengontrol keturunan. Istilah berbagi istri ini kalau di sini bisa disebut poliandri. Nah, bagi yang berminat poliandri mungkin ada ide pindah ke Nepal.
Ritual Seks Bebas di Bawah Air Terjun, di Haiti

Di Haiti ini ada tradisi seks yang sangat unik. Biasanya setiap tanggal 16 Juli, masyarakat Haiti ziarah ke air terjun Saut d’Eau. Nah, ziarah ini bukan untuk ritual keagamaan, tetapi untuk melakukan seks bebas.
Mereka beranggapan bahwa air terjun Saut d’Eau ini tempat suci, karena menurut kepercayaan Bunda Maria berasal dari air terjun ini. Jadi, mereka melakukan seks bebas di bawah air terjun ini, dengan bercampur darah air kurban, tujuannya untuk meminta berkah dari Bunda Maria.
Seks bebas masal ini dilakukan di bawah alam terbuka tanpa sehelai pakaian pun. Mungkin bagi rakyat Indonesia hal semacam ini merupakan perbuatan yang tak senonoh, tetapi tidak menurut masyarakat sana.
Mereka memiliki kepercayaan bahwa mandi bercampur lumpur dan darah hewan kurban di bawah air terjun bisa memberikan kesembuhan dan pemurnian, serta penghapusan dosa.
Yernyata Malang juga punya lo, yaitu tradisi Petek’an Suku Tengger

Nah, tradisi Petek’an ini merupakan salah satu tradisi di Suku Tengger, Malang. Petek’an merupakan sebuah tradisi yang dijaga untuk melestarikan kesakralan seks pada masyarakat Suku Tengger di desa Ngadas, Kabupaten Malang.
Suku Tengger ini berada di kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Desa Ngadas terletak di kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Tradisi ini merupakan salah satu cara mengontrol keberadaan seks bebas dalam masyarakatnya.
Petek’an ini adalah cara untuk memeriksa keperawanan serta kehamilan. Berlaku untuk para gadis maupun janda. Petek’an dilaksanakan tiga bulan sekali. Pelakunya adalah dukun bayi, ketua pemuda, ketua Linmas, legen (pembantu dukun adat), dan petengan. PokerPelangi
Nah, jika ada yang ketahuan hamil, maka pria yang menghamilinya akan langsung dicari. Lalu, langsung dinikahkan secara adat jika sama-sama lajang. Akan tetapi, jika pria yang menghamili ternyata sudah menikah, maka akan dipermalukan di desa pada masyarakat umum.
Masyarakat Tengger memberlakukan Petek’an ini karena beranggapan bahwa seks merupakan sesuatu yang sakral. Juga berkeyakinan kalau ada yang hamil di luar nikah, maka bencana akan mendatangi Suku Tengger.
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri