Rajin Buang Angin saat Udara Dingin, Waspada Kena Diuresis dingin

PokerPelangiLoungeDuduk di ruangan ber-AC memang membuat kita sering buang air kecil. Tapi, jika intensitasnya terlalu sering, bisa jadi pertanda Anda terkena diuresis dingin. Rajin Buang Angin saat Udara Dingin, Waspada Kena Diuresis dingin

Diuresis dingin pun dapat berakibat fatal, karena merusak keseimbangan garam, air, dan mineral alami tubuh. Kondisi seperti hiponatremia yakni kekurangan natrium, hiperkalemia yaitu terlalu banyak kadar kalium, serta hypokalemia atau kadar kalium tidak cukup.

“Apabila seseorang terlalu banyak minum, maka kemungkinan buang air kecil juga menjadi lebih besar. Oleh karenanya mereka perlu kembali mengisi cairan yang terbuang untuk menghindari dehidrasi,” ujar Dokter Diana Gall seperti yang Okezone kutip dari The Sun.

Rajin Buang Angin saat Udara Dingin, Waspada!

Dokter tersebut pun mengingatkan agar masyarakat mewaspadai kondisinya di cuaca dingin. Dengan begitu mereka dapat minum lebih banyak cairan agar tetap terhidrasi dengan baik.

“Diuresis dingin terjadi ketika suhu tubuh menurun. Seperti yang diketahui, respons biologis mengarahkan darah ke inti tubuh untuk menciptakan kehangatan, sementara ginjal melepaskan cairan ekstra untuk menstabilkan tekanan. Proses inilah yang meningkatkan produksi urin, memberi dorongan untuk lebih banyak buang air kecil di cuaca dingin,” ujar dr Diana. Poker Online

Dia menambahkan, saat ini masih sedikit penelitian ilmiah yang fokus terhadap fenomena buang air kecil saat cuaca dingin. Hal ini membuat orang awam tidak mengetahui seberapa rendah suhu yang harus diwaspadai.

Dia juga menyarankan agar orang-orang yang terkena diuresis untuk membungkus hangat tubuhnya dan mencoba untuk tidak keluar rumah dalam waktu lama di cuaca dingin.

Selain diuresis dingin, terlalu sering buang air kecil juga bisa disebabkan beberapa hal lain. Pertama nokturia yang membuat seseorang harus buang air kecil lebih dari sekali sepanjang malam.

Kedua adalah polyuria yang terjadi karena mengonsumsi lebih dari 2,5 liter per hari. Kondisi ini bisa terjadi apabila terlalu banyak minum cairan atau menjadi gejala diabetes tipe 2.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *