Menjadi pekerja nomaden alias pengembara digital sangat bisa dilakukan dari destinasi wisata. Berikut sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan.

Pertimbangan Bekerja Jarak Jauh. Work from destination alias bekerja dari destinasi wisata bukan hal baru, namun pandemi virus Corona membuat konsep ini terlihat menggiurkan. Pasalnya, harga tiket dan hotel menjadi lebih murah. Belum lagi semakin banyak kantor yang mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah (work from home) demi mengurangi penularan Covid-19.

Bagi yang berencana menjadi pekerja nomaden alias pengembara digital di destinasi wisata, berikut sejumlah hal yang patut

1. Seimbangkan tujuan

Pilih destinasi yang menunjang kenyamanan bekerja dan hidup Anda, jangan hanya sisi pemandangan indah atau unsur hura-huranya saja.

Destinasi di lokasi terpencil juga dikhawatirkan bisa mengganggu kebutuhan akan sinyal internet dan telepon – meski kini banyak tempat penginapan yang memiliki teknologi mumpuni.

Urusan biaya sehari-hari juga patut diperhitungkan. Pengeluaran saat datang ke suatu destinasi sebagai sebagai turis dan saat datang sebagai pekerja tentu saja berbeda.

Misalnya, kalau masih harus bolak-balik ke Jakarta setiap minggunya, pilihlah destinasi dengan ongkos pulang pergi yang masih nyaman di kantong.

Jangan sampai menjadi pekerja nomad malah membuat Anda tak punya tabungan.

Situs seperti nomadlist.com bisa dijadikan panduan untuk mencari destinasi dengan biaya hidup terjangkau.

Lihat juga: 5 Lokasi Wisata Alam di Asahan

2. Pertimbangkan lokasi

Jika Anda berencana untuk menetap lebih lama, ‘hub’ pekerja nomad seperti Valencia, Spanyol; Lisbon, Portugal; Medellin, Kolombia; Buenos Aires, Argentina; Chiang Mai, Thailand; dan Bali, Indonesia adalah tempat yang bagus untuk memulainya.

Destinasi ini biasanya merupakan tempat yang aman dengan Wi-Fi yang baik, beragam tempat untuk bekerja, biaya hidup yang rendah, dan komunitas pekerja nomad yang kuat, kata Smith.

Asia Tenggara, dengan budaya kerja di kafe yang kuat, adalah pilihan yang bagus, tambah Jenny Lachs, pencipta Digital Nomad Girls, platform digital yang menghubungkan pekerja wanita di seluruh dunia.

3. Siapkan peralatan

Tentu saja, jaringan Wi-Fi dan sinyal telepon yang kuat adalah suatu keharusan saat bekerja jarak jauh. Tapi jangan lupakan alat lain untuk membantu Anda bekerja secara produktif di perantauan.

“Karena saya menghabiskan sebagian besar tahun saya bekerja di luar kantor, sangat penting bagi saya untuk memiliki peralatan yang tepat demi ‘menciptakan’ ruang kerja versi saya,” kata Michael Parrish DuDell, seorang wirausahawan yang sering bepergian.

Untuk Parrish DuDell, itu berarti selalu mengemas MacBook Pro 13 inci, dudukan laptop Roost, pengisi daya baterai Belkin, keyboard dan mouse bluetooth Apple, earbud Jabra Elite, notebook daur ulang Muji, dan pena Staedtler

Pertimbangan Bekerja Jarak Jauh. “Itu semua bisa masuk ke dalam tas kecil dan memungkinkan saya menyelesaikan pekerjaan di mana pun saya melangkah,” katanya.

Selain perangkat keras, pastikan Anda siap dengan aplikasi dan program produktivitas yang ramah perjalanan, saran Katherine Conaway, salah satu penulis ‘The Digital Nomad Survival Guide’.

Conaway mengandalkan Google Calendar dan Drive; Zoom; Dropbox; Evernote; Flow; dan Slack.

4. Bergabung dengan komunitas

Jika Anda sering bepergian, pertimbangkan untuk mendapatkan keanggotaan di co-working place (ruang kerja bersama), saran Kate Smith, pencipta The Remote Nomad, sebuah blog tentang bepergian dan bekerja dari jarak jauh.

Ruang kerja bersama menawarkan kesempatan untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki kesamaan waktu dan konsep bekerja, mengakses lokakarya berbagi keterampilan, dan menghadiri berbagai acara komunitas, kata Smith.

“Itu cara termudah untuk mendapatkan ‘teman instan’ di luar kota atau negeri,” katanya.

Anda bahkan mungkin bisa menjalin jaringan dengan klien potensial, catatnya.

Smith merekomendasikan tempat-tempat seperti La Maquinita di Buenos Aires dan Outpost di Bali.

Lihat juga: Wisata Alam Ditemani Dengan Brand Lokal

5. Jangan lupa “piknik”

Jika Anda memiliki kesempatan, nikmati waktu bersantai selama berada di destinasi.

“Saya penggemar konsep slow travel (perjalanan lambat) dan menghabiskan enam bulan hingga beberapa tahun di setiap destinasi dengan pekerjaan berbeda,” kata Tiffany Owens, pencipta Modern-Day Nomads, komunitas online dan sumber daya untuk Pengembara Amerika Utara.

“Alih-alih berlomba keliling dunia untuk mengisi paspor dan “memberi makan” Instagram, perjalanan yang lebih lambat memberikan kesempatan untuk memahami diri dan mengenal lingkungan sekitar.”

6. Tetap disiplin dan profesional

Pekerja nomad yang telah bertahun-tahun menjadi “pengembara digital” pasti sudah terbiasa kerja disiplin dan profesional.

Kalau kantor pusat meminta Anda hadir dalam rapat virtual, hadirlah tepat waktu. Jangan malas-malasan dan menunda pekerjaan yang sudah harus diselesaikan. 

Jangan lupakan etos kerja disiplin dan profesional meski sedang dikelilingi gunung atau pantai, sehingga Anda tetap disenangi bos dan bisa terus gajian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *