PokerPelangi – Kontrasepsi Terbaik setelah Melahirkan, kesuburan perempuan dapat segera kembali bahkan sebelum masa nifas selesai. Artinya, peluang terjadinya kehamilan beberapa minggu setelah melahirkan bisa saja terjadi.

Secara umum, perempuan mengalami masa subur (berovulasi) dua minggu sebelum menstruasi. Sementara menstruasi bisa kembali kapan saja sekitar 6 minggu hingga 3 bulan setelah melahirkan.

Oleh sebab inilah, perempuan yang tidak ingin segera hamil setelah melahirkan direkomendasikan memiliki rencana pengendalian kelahiran atau kontrasepsi. Terlebih jika sudah aktif melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

Lantas, metode kontrasepsi apa yang cocok untuk ibu setelah melahirkan?

1. Metode amenore laktasi  

Kontrasepsi Terbaik setelah Melahirkan

Metode amenore laktasi atau lactation amenorrhea method (LAM) adalah metode kontrasepsi alami jangka pendek yang mengandalkan ASI eksklusif untuk mencegah kehamilan. Metode ini bekerja dengan menunda ovulasi dan menstruasi sehingga tidak terjadi kehamilan.

Namun metode ini hanya bekerja efektif, ketika ibu bisa memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya, yaitu menyusui setidaknya 4 jam di siang hari dan setiap 6 jam di malam hari, hanya dengan ASI. Sementara jika kamu menggunakan susu formula atau pompa payudara, metode pengendali kelahiran ini mungkin bukan metode yang bagus untuk kamu.

Setelah itu, metode ini menjadi kurang efektif dan bersiaplah untuk menggunakan metode kontrasepsi lain

2. KB IUD (intrauterine device) 

Kontrasepsi Terbaik setelah Melahirkan

KB IUD merupakan metode kontrasepsi dengan memasang seperangkat alat kecil berbentuk T ke dalam rahim. Metode ini bekerja dengan menghalangi atau mencegah sel sperma bertemu sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan, dengan efektivitas 99 persen.

Akan tetapi, KB IUD memiliki efek samping pelepasan setelah pemasangan, meski ini sangat jarang terjadi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa perbedaan waktu pemasangan pascapersalinan bisa memengaruhi pelepasan IUD. Inilah yang direkomendasikan Health Technology Attachment (HTA) Indonesia tahun 2009:

  • Dalam 10 menit setelah pelepasan plasenta: tingkat ekspulsi atau pelepasannya rendah, yaitu 9,5 hingga 12,5 persen.
  • Pemasangan lebih dari 10 menit hingga 48 jam pascapersalinan: tingkat ekspulsi lebih tinggi, yaitu 25 hingga 37 persen, tetapi masih aman.
  • Lebih dari 48 jam sampai dengan 4 minggu pascapersalinan: pemasangan pada waktu ini tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan risiko perforasi dan ekspulsi.
  • Lebih dari 4 minggu pascapersalinan: tingkat ekspulsi lebih rendah, yaitu 3 hingga 13 persen.

3. Pil KB progestin atau pil mini 

Kontrasepsi Terbaik setelah Melahirkan

Alat kontrasepsi oral atau pil KB merupakan salah metode kontrasepsi yang juga umum direkomendasikan untuk ibu setelah melahirkan. Pil ini memiliki dua jenis, yaitu pil kombinasi dan pil mini. Pil kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pil mini hanya mengandung progestin (bentuk sintetis progesteron).

Karena kandungan estrogen pada pil kombinasi dapat meningkatkan risiko pembekuan darah pascapersalinan dan mengurangi produksi ASI.

Sayangnya, tidak semua orang boleh mengonsumsi pil progestin.

Penggunaan pil progestin setelah melahirkan, biasanya dianjurkan untuk memulainya pada hari ke-21 setelah kelahiran.

4. Implan kontrasepsi 

Implan kontrasepsi merupakan metode pengendali kelahiran dengan memasang batang kecil fleksibel di lengan atas. Alat ini melepaskan hormon progestin yang bekerja dengan menghalangi sperma bertemu sel telur dan mencegah kehamilan.

Biasanya metode ini dapat efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

5. Suntik KB progestin 

Suntikan KB progestin adalah metode kontrasepsi dengan menginjeksikan hormon progestin setiap 3 bulan sekali atau 4 kali setahun. Ini bekerja dengan menghambat ovulasi dan mengentalkan lendir serviks (leher rahim) sehingga tidak terjadi kehamilan.

Namun, metode ini tidak cocok untuk semua orang, termasuk perempuan yang berisiko terkena penyakit kardiovaskuler, kanker payudara, penyakit hati, memiliki risiko osteoporosis, mengalami pendarahan vagina yang tidak terjelaskan, dan riwayat depresi.

6. Kondom 

Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi penghalang yang terbuat dari lateks yang sangat tipis, poliuretan, atau poliisoprena. Alat kontrasepsi ini dirancang untuk mencegah sel sperma masuk ke rahim.

Ada dua jenis pilihan, yaitu kondom eksternal (kondom yang digunakan pada penis) dan kondom internal (kondom yang digunakan pada vagina). Alat ini bisa digunakan kapan saja setelah melahirkan setiap kali berhubungan seksual.

7. Spermisida 

Selain kondom, kamu juga bisa mempertimbangkan spermisida untuk metode kontrasepsi penghalang setelah melahirkan. Spermisida adalah zat yang mengandung bahan kimia yang dapat mencegah sel sperma memasuki rahim. Ini memiliki efektivitas sekitar 72 persen jika digunakan dengan tepat.

Spermisida tersedia dalam berbagai bentuk, seperti krim, busa, gel, supositoria, dan tablet. Sama dengan kondom, alat kontrasepsi ini harus digunakan setiap kali akan berhubungan seks. Kamu juga bisa menggunakan bersamaan dengan kondom untuk mendapatkan perlindungan kehamilan yang lebih efektif.

Menentukan metode kontrasepsi terkadang menjadi pekerjaan yang membingungkan. Jika kamu berencana menggunakan kontrasepsi pascapersalinan, diskusikan hal ini dengan dokter dalam beberapa bulan menjelang kelahiran. Ini akan membantu kamu membuat keputusan yang ideal sesuai kondisi kamu. PokerPelangi

BACA JUGA : Menyebabkan Penis Patah, Baca 5 Perilaku Seks!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *