Ketahui Dampak Bradikardia pada Lansia

Ketahui Dampak Bradikardia pada Lansia
Pada dasarnya, denyut jantung seseorang dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Misalnya, orang yang berolahraga pasti denyutnya akan lebih cepat ketimbang mereka yang bersantai.

Bila jumlah denyut jantung yang berlebihan atau berdetak lebih lambat dari biasanya, maka bisa menimbulkan masalah pada kesehatan tubuh. Lambatnya denyut jantung dalam dunia medis biasa disebut dengan bradikardia. Bradikardia umum terjadi pada lansia. Selengkapnya ada di bawah ini!

Dampak Bradikardia pada Lansia

Melambatnya detak jantung ini kebanyakan enggak menimbulkan gejala. Namun, bila lambatnya detak jantung sering terjadi dan diiringi gangguan irama jantung, ini yang mesti diperhatikan.

Meski terkadang tak menimbulkan gejala, ada kalanya bradikardia bisa menimbulkan berbagai kondisi fisik, seperti di bawah ini:

Sesak napas;
Hampir pingsan atau pingsan;
Kelelahan;
Pusing;
Nyeri di dada;
Kelemahan;
Mudah lelah saat beraktivitas fisik; dan
Linglung atau masalah pada ingatan.
Bradikardia bisa berdampak pada organ dan jaringan tubuh lain yang tidak terpenuhi pasokan darah. Cara paling mudah untuk melihat normal atau tidaknya detak jantung bisa diketahui secara tidak langsung dengan menghitung denyut nadi di pergelangan tangan selama satu menit.

Misalnya, detak jantung normal orang dewasa berkisar 60–100 kali dalam satu menit. Anak-anak pada usia 1–12 tahun di antara 80–110, sedangkan bayi (kurang dari satu tahun) berkisar 100–160 kali dalam satu menit.

Untuk sebagian orang, memiliki detak jantung lambat (<60 detakan), seperti para atlet profesional, memang tak menimbulkan gejala apapun.

Sebab, mungkin saja hal itu sudah sesuai dengan fungsi

tubuhnya. Namun untuk sebagian orang, kondisi ini juga bisa menandai adanya masalah pada sistem listrik jantung.

Ketahui Dampak Bradikardia pada Lansia Kondisi ini bisa diartikan bahwa alat pacu jantung alami yang dimiliki oleh tubuh tidak bekerja dengan baik. Alhasil, jantung berdetak sangat lambat dan tidak bisa memompa darah untuk kebutuhan berbagai fungsi organ tubuh.

Namun yang mesti diperhatikan, dalam tahap yang parah dampak bradikardia bisa menyebabkan kematian. Nah, seseorang yang memasuki usia 65 tahun atau lebih cenderung memiliki detak jantung yang lambat dan lemah, karena itu para lansia membutuhkan penanganan dan perawatan khusus.

Pada lansia, kondisi bradikardia yang parah dan tak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Mulai dari hipertensi, hipotensi, sinkop (pingsan), angina pektoris, hingga gagal jantung. Poker Online

BACA JUGA : Didi Kempot Meninggal Karena Silent Killer?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *