PokerPelangi – Kenali Intoleransi Laktosa Susu menjadi salah satu sumber nutrisi yang sangat penting dalam pemenuhan gizi sehari-hari. Kandungan gizi yang cukup lengkap menjadikan susu kerap kali digunakan sebagai salah satu sumber pangan bagi terapi berbagai masalah kurang gizi.

Namun, bagaimana jika terdapat suatu gangguan kondisi tubuh yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna susu? Akibatnya, orang dengan kondisi ini memiliki kendala dalam mengonsumsi susu. Padahal, susu kaya akan nutrisi.

Sebenarnya, apa, sih, intoleransi laktosa itu? Apa penyebabnya dan seperti apa gejalanya? Melansir laporan dalam Jurnal Kedokteran dan Kesehatan tahun 2019, tanpa berlama-lama lagi, berikut ulasannya.

1. Intoleransi laktosa, apa itu?
Kenali Intoleransi Laktosa

Seperti yang kita ketahui bahwa laktosa merupakan sumber karbohidrat utama yang terkandung dalam susu dan beberapa makanan bayi dan anak. Intoleransi laktosa adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat tidak tercernanya laktosa karena defisiensi (kekurangan) enzim laktase, enzim yang bertugas mencerna laktosa.

Intoleransi laktosa sering diderita anak-anak. Sekitar 70 persen anak dan remaja di seluruh dunia mengalami intoleransi laktosa, dan kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab diare.

2. Penyebab dan gejala intoleransi laktosa 

Fermentasi bakteri kolon mengakibatkan feses menjadi cair, asam, berbusa, dan kemerahan pada kulit di sekitar dubur.

Aktivitas bakteri kolon inilah yang menyebabkan gejala umum intoleransi laktosa berupa rasa tidak nyaman di perut atau abdomen, kemudian mual atau muntah, diare, flatus (kentut), perut kembung, dan kram perut.

3. Tipe-tipe intoleransi laktosa 

Bentuk defisiensi laktase primer dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:

  • Defisiensi laktase developmental: defisiensi laktase yang terjadi pada bayi prematur usia kehamilan 26-32 minggu. Defisiensi laktase genetik: defisiensi laktase yang timbul secara perlahan sejak anak berusia 2-5 tahun hingga dewasa.

4. Diagnosis intoleransi laktosa 

Kenali Intoleransi Laktosa

Cara yang paling gampang adalah dengan mengeliminasi bahan makanan yang mengandung laktosa. kembali dan mengalami gejala pencernaan, itu tanda intoleransi laktosa. Gejalanya umumnya muncul timbul sebelum 30 menit sampai 2 jam setelah makanan produk yang mengandung laktosa.Laporan dalam Jurnal Kedokteran Meditek tahun 2016 menjelaskan bahwa ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis intoleransi laktosa. Di antaranya adalah tes napas hidrogen, tes toleransi laktosa, dan tes gen lactase-phlorizin hydrolase (LCT) C>T-13910.

Sementara itu, pemeriksaan tes toleransi laktosa menggunakan darah kapiler. Diagnosis ditegakkan jika kadar glukosa darah <1.1 mmol/L setelah diberi laktosa, karena pada keadaan normal kadar glukosa darah akan tinggi (>1.1 mmol/L). Tes ini memiliki nilai spesifisitas 96 persen dan sensitivitas 94 persen.

Pada tes gen LCT, cara ini lebih rumit karena harus melalui biopsi usus halus untuk mengukur secara langsung aktivitas LCT.

5. Terapi penanganan intoleransi laktosa 

Kenali Intoleransi Laktosa

Masalah utama orang-orang dengan intoleransi laktosa adalah tidak mendapatkan nutrisi esensial yang cukup, karena ketidakmampuan tubuh dalam memetabolisme susu dengan baik.

Menghentikan konsumsi semua produk susu tidak direkomendasikan. Kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa masih bisa menoleransi laktosa hingga 12-15 gram per hari.

Produk ini bisa berasal dari tanaman seperti kedelai, beras, oat, kelapa, almon, dan kacang lainnya.

Banyak produk yang telah beredar di pasaran, seperti minuman berbahan kedelai, berbagai olahan oat, dan sebagainya.

Itulah ulasan seputar intoleransi laktosa, mulai dari penyebab, gejala, tipe, dan terapi penanganannya. Tak perlu panik bila orang di sekitar atau kamu sendiri yang mengalaminya. Konsultasikan juga dengan dokter atau ahli gizi, sehingga pemenuhan asupan nutrisi tetap terjaga PokerPelangi

BACA JUGA : Meningkatkan Produksi Kolagen Secara Alami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *