PokerPelangi – Kena Cacar Air, Apakah kamu sudah pernah kena cacar air? Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam dan lenting kecil berisi cairan pada kulit. Orang yang pernah mengalami cacar air kemungkinan juga bisa terkena jenis cacar yang lain, yaitu cacar api. Kedua kondisi tersebut memang saling berkaitan.

Kena Cacar Air, Waspadai Muncul Cacar Api

Cacar api, dikenal juga sebagai cacar ular, herpes zoster, atau shingles adalah infeksi lanjutan dari virus penyebab cacar air. Namun, kondisi ini tidak terjadi langsung setelah seseorang sembuh dari cacar air.

Cacar api bisa terjadi jika ada virus yang tetap tinggal di dalam tubuh menjadi aktif kembali. Untuk lebih mengetahui tentang cacar api dan lebih mewaspadainya, simak ulasannya berikut ini, ya!

1. Disebabkan oleh virus yang sama dengan cacar air

Kena Cacar Air

Seseorang yang pernah mengalami cacar air bisa terserang cacar api.

Setelah sembuh dari cacar air, virus menjadi tidak aktif dan bertahan di sistem saraf selama bertahun-tahun. Pada kondisi tertentu, virus dapat aktif kembali dan menyebabkan cacar api.

Kena Cacar Air, Waspadai Muncul Cacar Api

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko cacar api yaitu:

  • Berusia lebih dari 50 tahun. Risiko cacar api semakin meningkat seiring pertambahan usia.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau kanker, menjalani kemoterapi dan penggunaan obat steroid dalam jangka waktu yang lama bisa meningkatkan risiko cacar api.

2. Gejala muncul pada salah satu sisi tubuh

Kena Cacar Air

Setelah virus mulai aktif kembali, penderita akan merasa kesemutan, nyeri, sensasi seperti terbakar dan gatal pada kulit. Cacar api biasanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, sering kali di pinggang, punggung, atau dada. Terkadang juga bisa muncul di area wajah.

Dalam waktu sekitar 5 hari, muncul ruam merah pada area kulit yang terdampak. Beberapa hari kemudian, akan terbentuk lenting atau lepuhan kulit berisi cairan.

Penderita juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan. Lenting akan mengering dan membentuk kerak atau keropeng dalam waktu sekitar 10 hari. Nantinya, keropeng tersebut akan hilang setelah beberapa minggu.

3. Apakah cacar api bisa menular?

Kena Cacar Air

Melansir Healthline, cacar api tidak menular. Akan tetapi, penderitanya bisa menularkan virus varicella-zoster pada orang lain yang belum pernah terkena cacar air. Bila sampai tertular virus tersebut, seseorang bisa terkena cacar air, bukan cacar api.

Virus dapat menular ketika seseorang bersentuhan atau kontak langsung dengan cairan dari lepuhan (lenting) kulit penderita.

Untuk mencegah penyebarannya, pastikan untuk menutup luka lepuh, tidak menyentuh atau menggaruknya dan sering mencuci tangan. Hindari berada di sekitar orang-orang yang rentan terkena cacar api, seperti ibu hamil, bayi dengan berat badan rendah atau prematur, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

4. Perbedaan antara cacar air dan cacar api

Melansir beberapa sumber, berikut perbedaan antara cacar air dan cacar api.

Gejala awal cacar air berupa demam, sakit kepala, dan rasa lelah.

Umumnya cacar air sembuh dalam 1 minggu yang ditandai lenting mengering, terbentuk keropeng, dan mengelupas. Di sisi lain, cacar api memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama, yaitu sekitar 3 hingga 5 minggu.

Setelah gejala awal, ruam dan lenting berisi cairan akan muncul. Pada cacar air, terjadi di sekitar wajah, lengan, dada, perut dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Lain halnya dengan cacar api yang biasanya hanya terjadi di salah satu sisi tubuh, termasuk dada, perut, punggung, sekitar pinggang atau wajah.

Dalam hal penularan, cacar air merupakan penyakit menular. Virus dapat menyebar ke orang lain lewat udara, seperti saat penderita batuk atau bersin maupun bersentuhan dengan cairan dari lenting kulit penderita.

Sementara itu, cacar api tidak ditularkan dari satu orang ke orang lain. Namun, apabila penderita cacar api kontak langsung dengan orang yang belum mengalami cacar air, orang tersebut bisa tertular dan berisiko terkena cacar air.

5. Pengobatan cacar api

Dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang muncul. Pengobatan perlu segera dilakukan agar semakin efektif hasilnya. Berdasarkan keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), obat-obatan untuk menangani cacar api meliputi:

  • Obat antivirus untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi keparahan gejala. Contohnya acyclovirvalacyclovir dan famciclovir
  • Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau lainnya

Selain mengonsumsi obat, perawatan yang bisa dilakukan di rumah yaitu:

  • Mandi air dingin untuk membersihkan dan menenangkan kulit
  • Menempelkan kompres dingin pada area ruam untuk mengurangi gatal dan nyeri
  • Mengoleskan losion calamine untuk mengurangi rasa gatal
  • Menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut
  • Mengurangi stres
  • Menutup lenting agar tetap bersih dan tidak tergesek
  • Mengonsumsi makanan bergizi.

Menurut keterangan dari CDC, vaksinasi direkomendasikan untuk mengurangi risiko terkena cacar api pada orang berusia 50 tahun atau lebih.

Itulah beberapa informasi mengenai cacar api. Jika kamu mengalami cacar untuk kedua kalinya, mungkin itu adalah cacar api. Segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Penanganan yang tepat dapat memberikan hasil yang efektif serta bisa mencegah terjadinya komplikasi. PokerPelangi

BACA JUGA : Konsumsi Minyak Ikan Dosisnya Tinggi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *