
Benarkah Trauma Masa Kecil Tingkatkan Risiko Sakit Jantung?Setiap orangtua pasti mengharapkan agar anaknya tumbuh di lingkungan yang hangat. Sayangnya, tidak semua anak demikian, masih banyak anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tertekan atau traumatis. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan mentalnya saat dewasa.
Namun, trauma masa kecil ternyata tidak hanya memengaruhi kondisi mental seseorang saja. Trauma diketahui juga menempatkan seseorang pada risiko penyakit jantung di kemudian hari. Berikut sejumlah penelitian-penelitian yang mendukung temuan tersebut.
Penelitian-Penelitian yang Mendukung
Kecil Tingkatkan Risiko Sakit Jantung? Jacob Pierce, mahasiswa kedokteran Northwestern University di Illinois yang meneliti kasus ini menyatakan bahwa trauma masa kecil yang berasal dari lingkungan keluarga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung seperti serangan jantung dan stroke secara signifikan. Studi dilakukan dengan mengumpulkan 3.606 partisipan yang diteliti selama 30 tahun.
Para peneliti mengelompokkan peserta menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat kesulitan yang mereka hadapi saat tumbuh dewasa, sesuai dengan jawaban yang mereka berikan kepada pertanyaan tentang penyalahgunaan, penelantaran dan suasana rumah tangga secara umum.
Hasilnya, seseorang yang paling merasa kesulitan di lingkungan keluarga selama masa kanak-kanak memiliki risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 50 persen. Penelitian ini telah dipresentasikan pada pertemuan American Heart Association Scientific Session di Chicago.
Bukan Hanya Trauma, Ada Faktor Pendukung Lainnya
Namun, trauma masa kecil ternyata bukan satu-satunya faktor utama risiko penyakit jantung. Melansir dari laman American Heart Association, faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, tekanan darah, kolesterol dan faktor risiko lainnya ternyata berperan dalam meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pierce mengatakan, seseorang yang memiliki trauma yang cukup tinggi rata-rata memiliki status sosial ekonomi rendah dan cenderung melakukan kebiasaan merokok sebagai pelarian dari masalah. Nah, kebiasaan merokok ini membuat orang tersebut rentan mengalami tekanan darah tinggi. Shakira Suglia, profesor epidemiologi Emory University’s Rollins School of Public Health di Atlanta menyimpulkan bahwa faktor-faktor mental, fisik, sosial dan perilaku berkaitan di dalamnya.
Trauma kanak-kanak dapat mengganggu dalam perkembangan otak, sehingga orang tersebut rentan mengalami depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. Seseorang yang punya trauma masih kecil cenderung punya kebiasaan minum alkohol lebih awal, menggunakan obat-obatan atau menjadi penyalahgunaan zat. Semua faktor itu berdampak pada kesehatan jantung di kemudian hari, tutur Shakira.
Tidak sampai di situ, trauma masa kecil juga dikaitkan dengan kebiasaan makan yang buruk, gaya hidup yang lebih menetap, penambahan berat badan secara signifikan dan gangguan tidur. Dari perilaku dan kondisi tersebut, seseorang yang mengalami trauma punya peluang mengalami obesitas, hipertensi, dan diabetes pada masa remaja atau awal masa dewasa. Pada akhirnya, semua kondisi tersebut berkorelasi dengan risiko penyakit jantung. Poker Online
BACA JUGA : Gejala Penyakit Kawasaki Pada Anak
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri