Kalijodo Dan Dolly Di Tutup, Prostitusi Online Marak! Perlukah Lokalisasi Kembali

PokerPelangiLounge – Siapa yang tidak mengenal Kalijodo dan Gang Dolly, antara Jakarta dan Surabaya sama-sama memberikan tempat buat mereka untuk bertransaksi seks. Agar aman dan dapat di kontrol oleh pejabat publik, sebagai pusat kemaksiatan karena tidak hanya seks namun ada juga minuman keras dan perjudian, bisa di bilang inilah putaran bisnis yang di nikmati banyak kalangan membuat lokalisasi sebagai tempat untuk menikmati kesenangan dunia.

Bu Risma dan Ahok, kala itu gerak cepat untuk menutup tempat pusat lokalisasi di wilayahnya masing-masing. Kini Gang Dolly menjadi kawasan wisata serta UKM sedangkan Kalijodo menjadi kawasan hijau, kinerja kedua pemimpin ini patut di apresiasi.

Tapi bukan mereka yang akan kita bicarakan, ada hal yang lebih penting kemana para PSK mencari makan? Jalur Pantura yang dulu ramai warung remang-remang pun kini meredup karena sudah ada jalan tol lintas Jawa.

Walau mereka bisa bekerja secara halal ketika lokalisasi di tutup, tapi putaran uang yang cepat di bisnis ini memaksa mereka kembali menjadi pramu nikmat para lelaki yang ingin sekedar menikmati dunia. Ingin merasakan hal yang secara biologis adalah kebutuhan, toh mereka beranggapan untuk menikmati sate. Buat apa pelihara kambing kalau bisa beli satenya langsung dengan macam-macam rasa dan juga bumbunya yang berbeda-beda.

Lantas apa efek dari penutupan Gang Dolly dan Kalijodo?

Efeknya adalah prostitusi online semakin marak, walau petugas yang berwajib sudah banyak yang melakukan tindakan. Dengan banyaknya menangkap mucikari prostitusi online tapi hal itu seakan mati satu tumbuh seribu, itu karena banyak peminatnya.

Kalau tak ada demand pasti tak akan ada supply, itu kan etika dalam bisnis. Lagipula menarik bila di kulik lebih dalam kenapa banyak wanita yang terjun di ranah prostitusi apakah ini karena faktor ekonomi semata?

Tidak juga, walau faktor ekonomi atau finansial memang menjadi pemicu utama. Tetapi terkadang ada hal yang tak bisa di ungkap yaitu “rasa nikmat” bayangkan kalian mendapatkan rasa nikmat lalu di bayar? Bisa di bilang mereka pun menikmati peranannya sebagai pramu syahwat.

Hal ini juga membuat para artis Indonesia pun tergiur untuk mencoba peruntungan dengan berperan sebagai wanita panggilan. Sudah banyak nama yang di tangkap, namun tetap saja nama artis kerap muncul di berita tentang prostitusi online.

Bila berfikir secara logika kerja apa yang memberikan rasa nikmat selain prostitusi, karena pada dasarnya itu adalah kebutuhan biologis dasar mahluk hidup.

Melihat hal itu ternyata bisnis prostitusi tak pernah mati, apalagi Sarkem Jogja tetap aktif menawarkan jasa ini walau secara senyap, lantas apakah perlu kembali lokalisasi di legalkan?

Atau mau ikuti cara pemerintah Israel dalam memberantas prostitusi? Dengan cara memberikan denda pada pelaku hidung belang sebesar Rp 7 juta hingga Rp 290 juta maksimalnya. PokerPelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *