Ini Mitos seputar Gigi Anak

Ini Mitos seputar Gigi Anak Melihat gigi anak tumbuh untuk pertama kalinya adalah hal yang sangat menggemaskan. Ya, ini akan memberi cara baru anak untuk tersenyum, berbicara, bahkan makan. Sayangnya, banyak sekali mitos tentang merawat gigi anak yang salah kaprah di luar sana.

Tak heran, ini membuat orangtua bingung, bahkan akhirnya kurang memerhatikan kesehatannya. Padahal, kerusakan gigi bisa dimulai segera setelah gigi pertama kali muncul, lho.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, berikut mitos seputar gigi anak yang wajib diketahui orangtua beserta penjelasan faktanya. Biar gak salah paham lagi, simak sampai selesai, ya! PokerPelangi_Lounge

Mitos #1: Gigi susu bayi tidak memerlukan perawatan 

Ini Mitos seputar Gigi Anak

Ini Mitos seputar Gigi Anak Siapa bilang gigi susu tidak membutuhkan perawatan? Gigi susu justru harus dirawat sedini mungkin karena memiliki peran yang sangat penting di masa depan anak.

Walau bersifat sementara dan akan tanggal, mereka memiliki banyak peran. Mulai dari membantu makan, bicara, menentukan struktur wajah (perkembangan rahang), dan menahan ruang bagi gigi dewasa untuk tumbuh dengan benar.

Gigi susu yang mengalami kerusakan atau hilang terlalu dini dapat menyebabkan adanya pergeseran. Gigi dewasa tumbuh di ruang kosong yang tidak sesuai dengan tempatnya sehingga menyulitkan gigi lainnya untuk menemukan ruang tumbuh. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhannya berjejal atau tidak rata.

Di lansir Parents, gigi dewasa terbentuk tepat di ujung akar gigi susu. Ketika gigi susu mengalami kerusakan, misalnya karena berlubang dan infeksi, gigi dewasa bisa rusak. Menurut penelitian, anak-anak yang memiliki masalah gigi berlubang sejak kecil berisiko tiga kali lipat untuk mengalami masalah yang sama ketika beranjak dewasa. Poker Pelangi

Mitos #2: Tumbuh gigi bisa membuat anak demam

Ini Mitos seputar Gigi Anak

Saat tumbuh gigi untuk pertama kalinya, anak mungkin mengalami peningkatan suhu badan, rewel, dan ketidaknyamanan lainnya. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa keduanya memiliki hubungan sebab akibat secara langsung. 

Di lansir Healthline, memang benar bahwa tumbuh gigi sedikit meningkatkan suhu badan, tetapi tidak cukup melonjak untuk menyebabkan demam. Jika anak mengalami kondisi ini bersamaan dengan tumbuh gigi, kemungkinan ada penyakit lain yang menjadi penyebabnya atau tubuh sedang tidak fit.

Sebagai informasi, demam pada bayi umumnya di definisikan peningkatan suhu di atas 38 derajat Celcius. Gejalanya dapat berupa berkeringat, menggigil, kehilangan selera makan, dehidrasi, dan kelemahan.

Namun memang benar bahwa proses ini bisa terasa menyakitkan bagi anak-anak. Ini terjadi karena gigi mendorong gusi untuk terbuka agar bisa tumbuh. Ketidaknyamanan tersebut bisa membuat mereka lebih rewel daripada biasanya. Jadi, dampingi mereka selama proses ini, ya. Poker Pelangi

Mitos #3: Anak cukup menyikat gigi sekali sehari

Faktanya, kebiasaan menyikat gigi pada anak-anak dan orang dewasa adalah sama, yaitu di sarankan dua kali sehari, pagi hari dan sebelum tidur. Seperti yang di jelaskan dalam laman Parents, di butuhkan sekitar 24 jam untuk plak (lapisan bakteri penyebab gigi berlubang) membangun kekuatan untuk merusak gigi. Jadi tidak mungkin hanya di butuhkan menyikat gigi sekali sehari.

Menyikat gigi anak dua kali sehari lebih direkomendasikan untuk pembersihan yang menyeluruh. Lakukan ini segera setelah gigi muncul di atas garis gusi. Jika anak belum tumbuh gigi, gunakan kain waslap basah untuk menyeka gusi dan menghilangkan sisa gula dalam mulut. Poker Pelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *