PokerPelangi – Indonesia Mengalami Anemia, Mengacu pada Riset Kesehatan Dasar 2018 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami anemia. Ini membuat organ-organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Dampaknya, anak sulit berkonsentrasi belajar, merasa lemas, mudah terdistraksi, dan mengantuk. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keterkaitan kekurangan zat besi pada kemampuan belajar anak, Forum Ngobras bersama Danone Specialized Nutrition mengadakan diskusi virtual bertema “Efek Kekurangan Zat Besi pada Kemampuan Belajar Anak”.

Indonesia Mengalami Anemia, 1 dari 3 Anak

Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Ahli Gizi Ibu dan Anak; dan Prof. Dr. Ir. Hj. Netti Herawati, M.Si, Ketua HIMPAUDI Pusat. Simak, yuk!

1. Gizi memadai diperlukan pada 5 tahun pertama kehidupan

Indonesia Mengalami Anemia

Menurut Prof. Sandra, pada 5 tahun pertama kehidupan, grafik pertumbuhan naik cepat, setelahnya melandai.

“Di masa ini, anak mengalami pertumbuhan dan pematangan organ yang sangat besar. Jika gizi tidak dimaksimalkan, pembentukan sel otak tidak akan optimal,” tegas Prof. Sandra.

Efek jangka panjangnya, anak akan memiliki kemampuan kognitif yang baik, imunitas terbentuk, dan terhindar dari penyakit degeneratif.

2. Berikan zat besi yang cukup dari makanan sumber hewani

Indonesia Mengalami Anemia

Prevalensi stunting di Indonesia dulu di atas 30 persen, kini semakin menurun. Sebaliknya, prevalensi anemia justru semakin meningkat. Tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga pada remaja dan ibu hamil.

Menurut Prof. Sandra, dari keseluruhan anak yang mengalami anemia, 50-60 persen karena kekurangan zat besi. Sisanya, ada yang karena kekurangan folat dan vitamin B12.

Pada usia 1 tahun ke atas, kebutuhan zat besi tidak bisa dari tubuh, tetapi harus dari makanan sehari-hari.

“Konsumsi makanan sumber hewani pada anak sangat penting untuk mencukupi kebutuhan protein dan zat besi, tapi asupannya sangat kurang.

Mengapa zat besi penting?

Berdasarkan data dari Kemenkes tahun 2015, komposisi makanan anak usia 1-3 tahun adalah 98,5 persen serealia, 0,9 persen susu dan olahannya, 0,5 persen umbi-umbian, 0,1 persen daging dan olahannya, serta 0,1 persen kacang-kacangan.

3. Kekurangan zat besi membuat konsentrasi belajar dan produktivitas menurun

Indonesia Mengalami Anemia

Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup. Ini karena tubuh membuat sel darah merah yang terlalu sedikit, menghancurkan sel darah merah terlalu banyak, atau kehilangan sel darah merah yang berlebihan.

Tanda dan gejalanya adalah konsentrasi belajar dan produktivitas menurun, malas mengerjakan tugas, sering merasa pusing, bagian bawah mata pucat, kuku atau belakang tangan pucat, hingga 5L (lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai).

“Dampak anemia adalah mengganggu performa intelektual dan kognitif serta menyebabkan perlambatan perkembangan psikomotor. Biasanya, mereka memiliki nilai rata-rata tes matematika dan membaca yang lebih rendah,” Prof. Sandra memperingatkan.

4. Zat besi bisa didapatkan dari mana saja?

Kebutuhan zat besi harian pada anak usia 1-3 tahun adalah 7 mg dan 10 mg pada anak usia 4-6 tahun. PokerPelangi

BACA JUGA : Penyebab Kanker Usus Yang Sering Terlewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *