POKER PELANGI LOUNGE Dunia akan selalu mengingat kekejian yang di lakukan Nazi Jerman terhadap Bangsa Yahudi dengan aksi genosida yang terjadi selama Perang Dunia II. Namun, ternyata menutup sejarah kelam lainnya yang pernah di lakukan Jerman di belahan dunia lain, yaitu di Benua Afrika. Genosida Namibia Catatan Hitam Jerman di Afrika

Jauh sebelum Perang Dunia Pertama terjadi, Kekaisaran Jerman sama halnya dengan kerajaan-kerajaan besar di Eropa memiliki daerah koloni di berbagai pelosok dunia. Salah satu daerah koloninya adalah Afrika Barat Daya Jerman atau sekarang di kenal sebagai Namibia.

Di kutip dari France24, Kekaisaran Jerman tercatat dalam kurun waktu empat tahun (1904-1908) jelas telah melakukan pembantaian besar-besaran terhadap dua suku asli di Namibia. Hal itu di lakukan Jerman sebagai respons atas pemberontakan masyarakat Namibia atas tindakan pencurian tanah dan hewan ternak oleh Jerman.

Setelah sekian lama menyangkal aksi yang di lakukan pendahulunya, akhirnya Pemerintah Jerman pada hari Jumat (28/05), secara resmi mengakui genosida dan kekejaman yang telah mereka lakukan di Namibia, di lansir AlJazeera. Sejak 2015, kedua negara sudah mulai mengupayakan berbagai cara agar pemerintah Jerman secara resmi mengakui sejarah kelam dan hitam mereka di masa lampau tersebut.

Tak sekadar pengakuan resmi, Jerman juga berencana akan membayar sebesar 1.1 milyar Euro atau setara dengan Rp19 triliun kepada pemerintah Namibia. Nilai tersebut sebagai uang ganti rugi kepada komunitas ataupun masyarakat yang terdampak kekejaman lampau kolonial Jerman.

Seperti apa pembantaian atau genosida yang di lakukan Kekaisaran Jerman di Namibia? Berikut adalah beberapa fakta sejarah genosida tersebut. 

1. Di percaya sebagai genosida pertama di abad ke-20

Mengenal Genosida Namibia: Catatan Hitam Jerman di Afrika

Fakta ini di tunjukkan Kekaisaran Jerman terhadap penduduk asli Afrika Barat Daya Jerman atau Namibia yang harus merasakan kekejaman Bangsa Jerman di awal abad ke-20. 

United States Holocausts Memorial Meseum mencatat bahwa berbagai ahli sejarah di dunia sepakat dan percaya bahwa kegiatan aksi genosida yang di lakukan militer maupun pemerintah kolonial Jerman di Namibia pada awal abad ke-20 merupakan aksi genosida pertama di abad tersebut.

Sekarang dengan pengakuan resmi dari Jerman atas kegiatan genosida pemerintahan kolonialnya di Namibia, banyak negara Eropa yang dulunya merupakan penguasa koloni di Afrika, harus bersiap mempertanggungjawabkan kekejaman masa lalu terhadap penduduk asli koloninya. 

2. Pemberontakan yang di tumpas dengan genosida

Mengenal Genosida Namibia: Catatan Hitam Jerman di Afrika

Jerman mengizinkan militernya untuk melakukan “pembersihan”.

Suku Herero dan Nama menjadi target utama genosida yang di lakukan Militer Jerman di bawah komando Jenderal Lothar von Trotha. Dia di percaya untuk menumpas pemberontakan yang berlangsung dari sejak 1904 hingga 1908, seperti dilansir DW. POKER ONLINE

Mengutip France 24, Jerman menaklukan perlawanan dengan mudah setelah membantai kurang lebih 70 ribu orang dari Suku Herero dan Nama. Pembantaian ini membuat populasi dua suku lokal ini menjadi yang terkecil di Namibia.

Saat itu, pasukan Inggris menyerang dan menduduki wilayah tersebut akibat keikutsertaan Jerman dalam Perang Dunia I.

3. Praktek genosidia di Namibia di gunakan kembali saat Holocoust

Mengenal Genosida Namibia: Catatan Hitam Jerman di Afrika

Beberapa teknik saat melakukan genosida Suku Herero dan Nama kembali di implementasikan Nazi selama 1937-1945.

Kerja paksa, pendirian kamp konsentrasi, eksperimen manusia, dan kesengajaan untuk menyebarkan wabah penyakit maupun kelaparan, menjadi senjata utama Jerman dalam menerapkan aksi genosidanya, seperti di lansir United States Holocausts Memorial Meseum.

Jumlah itu mungkin tak seberapa di bandingkan genosida oleh Nazi yang menewaskan kurang lebih enam juta orang Yahudi. Tapi, itu tidak akan pernah dapat membenarkan Jerman untuk lepas dari tanggung jawabnya atas tindakan genosidanya di Nimibia. Genosida Namibia Catatan Hitam Jerman di Afrika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *