Fakta Sains – Bagi banyak orang, mimpi sering di anggap sebagai bunga tidur yang terkadang di percaya memiliki arti dan maksud tertentu. Bahkan, ada banyak ramalan dan tulisan-tulisan fiktif yang di buat khusus untuk menjelaskan arti dari mimpi tersebut. Pada dasarnya, setiap orang pasti pernah bermimpi, meskipun tidak semuanya ingat akan mimpinya tersebut.
Nah, kali ini mimpi dan fakta-fakta ilmiahnya akan di bahas secara mendalam dalam sudut pandang sains. Rupanya, Fakta Sains sains juga bisa menunjukkan pertanda buruk, lho. Seperti apa penjelasannya? Yuk, di simak!
Mimpi dalam pandangan sains
Mimpi menjadi salah satu hal misterius yang terasa cukup sulit untuk dijelaskan, bahkan di mata sains itu sendiri. Namun, dalam kajian psikologis dan cara kerja otak, ternyata mimpi bisa di jabarkan menjadi sesuatu yang ilmiah. Sebuah studi yang di terbitkan dalam Journal of Neuroscience, terbukti bahwa mimpi memiliki ikatan yang kuat dengan ingatan atau memori kita.
Penelitian yang juga di tulis dalam laman Scientific American ini mengungkap bahwa manusia mampu mengingat mimpi-mimpinya sebagai bagian dari pola khusus dalam gelombang di otak. Studi di lakukan dengan melibatkan empat gelombang di otak yang di ukur dengan elektroensefalogram (EEG), sebuah komputer medis untuk mendeteksi dan merekam aktivitas listrik dalam otak manusia.
Ternyata hasilnya cukup bervariasi. Pada sebagian orang yang terbangun mendadak pada saat keadaan tidur REM (rapid eye movement), biasanya mereka akan mengingat mimpinya dengan baik. Ini terjadi karena adanya gelombang berfrekuensi rendah di lobus frontal, bagian otak yang bertugas untuk mengolah memori dan perilaku manusia.
Di satu sisi, sebagian orang lainnya akan lupa dengan mimpinya jika tidak terdapat aktivitas gelombang listrik dalam lobus frontal mereka. Bahkan, mereka merasa tidak bermimpi apapun. Nah, ini membuktikan bahwa mimpi erat kaitannya dengan aktivitas gelombang listrik dengan frekuensi tertentu yang terjadi di otak pada saat seseorang memasuki tidur REM.
Mimpi juga berkaitan dengan ingatan atau memori manusia

Sebuah jurnal sains berjudul “Relationship between Dreaming and Memory Reconsolidation” yang di terbitkan oleh Tsinghua University Press mengungkap bahwa mimpi sangat berkaitan dengan memori yang tertanam dalam ingatan manusia. Studi dalam hal ini melibatkan kinerja saraf otak dan segala hal yang berkaitan dengan konsolidasi memori.
Selama bermimpi, bagian-bagian dari memori seseorang bisa tampak dan tergambar dengan jelas di alam tidurnya. Misalnya, ada seorang yang sangat menginginkan mobil mewah, ini bisa terbawa ke dalam sebuah mimpi sebagai bentuk konsolidasi memori di alam tidurnya. Itu sebabnya mimpi sering di selaraskan dengan berbagai macam konteks realita di sekitar kita.
Sebuah prinsip sederhana yang selalu berhubungan dengan memori dan mimpi adalah pengalaman. Semakin banyak pengalaman seseorang di dunia nyata, maka memorinya juga akan semakin aktif dan bisa terbawa ke dalam mimpi. Begitu juga dengan usia. Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin sering juga ia mengalami mimpi di sepanjang hidupnya.
Baca Juga: Waspada! Penyakit Yang Siap Mengancam Jika Kamu Sering Mengantuk !
Apakah bayi juga bermimpi layaknya orang dewasa?

Sebuah artikel sains dan kesehatan yang di tulis dalam laman Healthline mengungkap bahwa bayi, terutama yang baru lahir, belum mampu mengalami mimpi layaknya orang dewasa. Para ahli dan ilmuwan sepakat bahwa bayi pada hari-hari pertama setelah di lahirkan belum bisa berinteraksi terhadap lingkungan di sekitarnya secara intens. Itu sebabnya, bayi yang baru lahir tidak mengalami mimpi layaknya orang yang lebih dewasa.
Uniknya, pada saat beranjak di usia lebih dari dua minggu, bayi mulai mengalami mimpi dalam takaran yang sangat minimal. Jika pun bermimpi, biasanya bayi hanya memimpikan sesuatu yang tergambar tanpa dialog atau perkataan. Mungkin ini sebabnya bayi bisa tersenyum sendiri pada saat ia tertidur lelap.
Menurut Jodi Mindell, Ph.D., seorang profesor dan peneliti dari RS Anak Philadelphia, bayi di awal-awal kehidupannya tidak akan bermimpi layaknya anak-anak yang telah aktif berbicara. Ia berpendapat bahwa mimpi dari bayi yang berusia dua minggu ke atas merupakan citra atau penampakan yang samar tanpa dialog karena hanya sebatas itulah otak bayi merespons realita lingkungannya.
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri