PokerPelangi – Fakta Hoarding Disorder, Baru-baru ini, viral sebuah video yang menampilkan sebuah kamar kos yang dipenuhi sampah. Video tersebut pertama kali diunggah di akun TikTok @akuinezaryns. Terlihat di sana, ada berbagai sampah yang menumpuk, mulai dari stirofoam bekas makanan, botol plastik, bungkus makanan, hingga pembalut.
Bukan hanya itu, menurut pengakuan pengunggah video yang merupakan tetangga dari pemilik kamar, banyaknya sampah juga mengundang kecoak untuk bersarang di sana. Video yang telah ditonton lebih dari 7,9 juta kali itu akhirnya mengundang perhatian warganet. Diduga, pemilik kamar kos putri tersebut mengidap gangguan psikologis bernama hoarding disorder.
Fakta Hoarding Disorder, Suka Menimbun Barang
Walaupun terdengar cukup asing di telinga, hoarding disorder dialami oleh setidaknya 2 hingga 6 persen manusia yang di seluruh dunia. Namun, apa sebenarnya gangguan psikologis ini dan seperti apa tandanya? Simak penjelasan berikut, yuk!
1. Apa itu hoarding disorder?

Hoarding disorder merupakan gangguan psikologis yang membuat seseorang menyimpan atau menimbun barang secara berlebihan. Mengutip Psychiatry, seseorang dengan hoarding disorder memiliki kesulitan untuk berpisah dengan barang-barang. Gangguan ini bisa memiliki rentang dari ringan hingga berat.
Fakta Hoarding Disorder, Suka Menimbun Barang
Pada kasus yang berat, penderita hoarding disorder sampai kesulitan untuk menggunakan kamar, rumah, dan tempat kerjanya yang penuh dengan barang. Uniknya, mereka tidak merasa bahwa hal itu adalah sebuah masalah. Sementara di mata orang lain, apa yang mereka lakukan itu tidak normal.
2. Apa saja yang dikumpulkan seseorang dengan hoarding disorder?

Setiap gangguan psikologis bersifat unik. Begitu pula dengan hoarding disorder. Namun, pada umumnya, seseorang dengan gangguan ini menimbun benda yang menurut orang lain tidak berharga. Misalnya boks makanan, tas plastik, koran bekas, botol, hingga baju.
Walaupun begitu, kamu harus bisa membedakan antara hoarding dengan collecting.
Lain dengan collecting atau mengoleksi. Mereka juga akan mengatur koleksinya dengan baik, misalnya dengan menaruhnya di rak dan lemari pajangan.
Pengidapnya menganggap bahwa hewan itu adalah peliharaan tetapi tidak mampu merawatnya. Hewan-hewan itu pun akan menjadi tak sehat dan mati. Orang yang mengalaminya sudah pasti memiliki hoarding disorder yang berat.
3. Seperti apa gejala atau perilaku pengidap hoarding disorder?

Berbeda dengan sakit fisik, seseorang yang memiliki gangguan psikologis bisa tampak normal dari luar. Hal ini juga berlaku untuk orang yang mengidap hoarding disorder.
- Tidak mampu menyimpan barang dengan baik agar tak berantakan;
- Mengalami kecemasan ketika berusaha membuang barangnya;
- Suka mengumpulkan barang yang tidak mereka butuhkan walaupun sudah tidak ada ruang lagi;
- Curiga pada orang-orang yang menyentuh barangnya;
- Ruang tinggal menjadi terganggu karena penuh dan berantakan.
4. Sebenarnya apa alasan pengidap hoarding disorder menimbun barang?

Itu yang membuatnya tak bisa membuang “koleksi” tersebut. Ada pula alasan-alasan lain seperti berikut ini:
- Barang tersebut masih “sparks joy” dan membuat mereka ingat akan kenangan tertentu;
- Merasa lebih aman ketika barang itu ada di sekitar mereka;
- Atau sesimpel karena tak ingin menyia-nyiakan sesuatu.
5. Apa yang menyebabkan seseorang mengalami hoarding disorder?

Sebenarnya tidak jelas apa yang membuat seseorang mengalami hoarding disorder. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu gangguan psikologis ini.
- Kepribadian. Pada umumnya pengidap hoarding disorder sulit untuk membuat keputusan;
- Riwayat keluarga. Orang yang memiliki riwayat hoarding disorder di keluarganya cenderung untuk mengalami gangguan yang sama;
- Kejadian yang besar dalam kehidupan. Sebagian orang mengidap gangguan ini setelah melalui peristiwa besar yang mengubah hidupnya.
6. Apa saja masalah yang bisa timbul dari hoarding disorder?

Hoarding disorder dapat menimbulkan berbagai komplikasi atau masalah lanjutan. Di antaranya:
- Konflik dengan keluarga atau orang-orang terdekat karena kebiasaannya mengumpulkan barang;
- Isolasi sosial dan rasa kesepian;
- Lingkungan hidup yang kotor dan tidak sehat;
- Risiko terjadinya kebakaran;
- Sulit untuk menjadi produktif dalam aktivitas sehari-hari.
Selain itu, ada beberapa gangguan psikologis lain yang bisa menyertai hoarding disorder. Mulai dari depresi, gangguan kecemasan, obsessive-compulsive disorder (OCD), dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD).
7. Kapan pengidap hoarding disorder perlu ke psikolog atau psikiater?

Pengidap hoarding disorder umumnya tidak merasa ada yang salah dengan cara hidupnya. Mereka menganggap bahwa menimbun barang hingga berlebihan itu normal, apalagi dengan berbagai alasan yang dimilikinya.
Jika hal ini dibiarkan, pengidap gangguan tersebut akan semakin kecanduan dan sulit untuk lepas dari barang-barangnya. Jadi, jika kamu mengetahui seseorang yang mengalami hoarding disorder, segeralah konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Semakin cepat, semakin baik agar kebiasaan itu tidak mengganggu kehidupannya. PokerPelangi
BACA JUGA : Dehidrasi Pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri