Butuh Proses – Banyak teori yang menjelaskan tentang kebaikan dan cara implementasinya. Sebagian mudah di ikuti, namun seringkali butuh proses yang panjang. Karena kebaikan juga seperti ilmu yang mesti di pelajari, di asah, dan dipraktekkan. Jika tidak, kebaikan itu sendiri akan luntur dan hilang.

Kebaikan yang tulus mungkin di dapat dari tempaan banyak pengalaman hidup.Butuh Proses! Jika ada niat jadi orang baik, jangan anggap remeh, karena alasan ini jadi buktinya!

Baik itu bukan bakat, tapi kebiasaan yang di tanam dari kecil

5 Alasan Menjadi Orang Baik Itu Tidak Semudah Teori, Butuh Proses Lho

Baik dan buruk bukanlah takdir, melainkan sebuah pilihan. Orang tua memilih mengajarkan kebaikan pada anak-anaknya dari kecil. Maka keputusan tersebut murni sebuah pilihan. Bukan bakat yang mengalir di darah. Kebaikan itu terus dipupuk dan dijaga sampai si anak dewasa hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Ada juga yang tidak di ajarkan kebaikan oleh orang tuanya, namun paham bahwa baik itu sebuah keharusan. Maka dia belajar untuk menjadi baik. Dan proses untuk menjadi baik itu akan membentuk karakter seseorang dari kebiasaan yang di lakukan terus menerus.

Baik itu bisa di pelajari, namun butuh latihan untuk menguasainya

5 Alasan Menjadi Orang Baik Itu Tidak Semudah Teori, Butuh Proses Lho

Semua orang bisa hafal teori-teori tentang kebaikan. Namun praktiknya, banyak yang tidak mampu. Karena nyatanya teori saja tidak cukup. Kita butuh latihan untuk menjadi orang baik. Seperti mengendalikan emosi, bersikap bijak, menahan amarah, dan tulus. Semua itu tidak datang begitu saja dari hati.

Melainkan butuh latihan yang bertahun-tahun untuk bisa menjadi baik. Tentu saja kebaikan yang murni akan langsung terasa oleh semua orang. Bukan di buat-buat atau berpura-pura baik. 

Baca Juga: Masa Tua Bahagia Dengan Melakukan Trik Ampuh Ini Untuk Mencapainya

Bahkan di dunia ini, tidak ada manusia yang benar-benar baik, begitu pun sebaliknya

5 Alasan Menjadi Orang Baik Itu Tidak Semudah Teori, Butuh Proses Lho

Kebaikan yang sempurna itu tidak ada, begitu pun sebaliknya. Jika ada manusia yang di anggap baik, maka kita hanya buta dengan keburukannya yang ditutupi. Karena menjadi baik itu sulit, maka tidak ada manusia yang mampu mencapai level kebaikan paling sempurna. Yang ada manusia yang bersikap abu-abu setengah baik dan setengahnya tidak. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *