
Orang yang Mengalami Hipospadia Bisa Alami Gangguan Psikologis
Kebanyakan anak laki-laki terlahir dengan penis yang terlihat normal dan berfungsi dengan baik.
Hipospadia adalah kondisi penis yang tidak terlihat normal dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini bisa diketahui dari lubang penis yang tidak berada di ujung penis melakinkan di tengah batang penis, bahkan juga bisa di skrotum. Hipospadia bisa membuat pengidapnya mengalami gangguan psikologis. Baca selengkapnya di sini!
Kenapa Pengidap Hipospadia Bisa Alami Gangguan Psikologis?
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatric Psychology, hipospadia dapat menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan psikologis. Anak laki-laki dengan kondisi tidak begitu aktif dalam aktivitas sosial. Bisa jadi karena rendahnya rasa percaya diri karena penampilan penis yang berbeda. Orang yang Mengalami Hipospadia Bisa Alami Gangguan Psikologis
Dia mungkin saja merasa berbeda dari anak-anak remaja pada umumnya. Belum lagi bila teman-temannya tahu kondisi yang berbeda tersebut dan menjadikannya candaan.
Ini dapat mengganggu keputusan relasinya di masa depan. Mengetahui dampak psikologi dari kondisi hipospadia, itu artinya tidak hanya penanganan medis yang menjadi perhatian utama melainkan juga penanganan psikologi.
Punya pertanyaan tentang hipospadia? Tanyakan saja langsung ke dokter di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Masalah Lain pada Pengidap Hipospadia
Hipospadia paling sering terlihat saat lahir. Tidak hanya lubang penis yang salah lokasi, tetapi juga bentuk kulup yang sering kali tidak sempurna di bagian bawahnya. Hal ini membuat membuat ujung penis terbuka.
Namun, beberapa bayi yang baru lahir memiliki kulup abnormal dengan lubang penis berada di posisi normal. Pada kondisi yang lain, kulup yang lengkap bisa jadi menyembunyikan lubang penis yang abnormal. 8 dari 100 anak laki-laki pengidap hipospadia juga memiliki testis yang belum sepenuhnya masuk ke dalam skrotum.
Tujuannya untuk membuat bentuk penis senormal mungkin sehingga bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Usia yang direkomendasikan untuk melakukan pembedahan untuk kondisi ini adalah usia 6 sampai 12 bulan. Pembedahan yang sukses akan membuat penis kembali normal dan bertahan sepanjang usia dan bahkan akan menyesuaikan saat penis berkembang di masa pubertas. Pengalaman pembedahan ini bisa jadi pengalaman yang cukup memorable, sehingga perlu pendampingan psikologis supaya anak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Poker Online
BACA JUGA : Haus Dan Pandangan Kabur Adalah Gejala Dari Diabetes
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri