Tao Sidihoni, Berubah Warna Pertanda Harus Waspada

PokerpelangiLoungeTao Sidihhoni Memberi Peringatan Tanda Waspada Anak-anak kecil itu berenang di sekitar Pamele-melean, Tao Sidihoni.Pokerpelangi

Tao Sidihhoni Memberi Peringatan Tanda Waspada Danau di atas Danau Toba yang disakralkan oleh masyarakat setempat.Pokerpelangi

Sidihoni begitu melekat dengan leluhur orang Batak.

Sekumpulan anak-anak masih terlihat berenang dengan riang, saat saya datang ke Tao Sidihoni.

Letaknya di Desa Sabungan Ni Huta, Kecamatan Ronggur Ni Huta, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Anak-anak itu berenang di sekitar Pamele-melean, altar tempat berdoa kepada Maha Pencipta Debata Mulajadi Nabolon dan para leluhur.

Anak lainnya yang lebih dewasa, menggembala kerbau-kerbaunya di sekitaran danau.

Kerbau-kerbau itu juga terlihat minum dari Tao Sidihoni.

Masyarakat di sekitar memang masih memanfaatkan Tao Sidihoni sebagai sumber air.

Mereka tetap menjaga keasrian alam di Sidihoni.

Bahkan untuk bertingkah laku saja mereka tetap menjaganya.

Cerita soal Sidihoni pun dimulai. Kata Ama Beni, Sidihoni tak serta merta sudah menjadi danau.

Menurut penuturan para leluhur, Sidihoni dulunya adalah hutan yang rimbun.

Suatu masa, warga kampung kesulitan air. Saat itu juga lembah Sidihoni perlahan dipenuhi air.

Kondisi ini juga yang membuat masyarakat tidak bisa lepas secara spirituil dengan Sidihoni.

Danau dengan elevasi 1300 meter di atas permukaan laut juga tak terpisahkan dengan histori 4 marga utama di Tao Sidihoni.

Salah satunya adalah Mangarsak Lambe.

Kerbau milik masyarakat di Tao Sidihoni

Dalam prakteknya, tradisi ini berarti mengucapkan syukur kepada Yang Kuasa karena sudah melimpahkan hasil panen.

Warga kampung akan serentak membawa hasil bumi dan ternak sebagai persembahan.

Di sekitar Sidihoni, bale-bale didirikan. Untuk tempat sesajian para leluhur.

Termasuk kepada penguasa-penguasa yang mereka yakini sebagai wakil tuhan secara gaib di Alam Sidihoni.

Namboru Sittalahi merupakan saudara perempuan Ompu Tuan Binur yang merupakan leluhur empat marga.

Keempat marga itu antara lain, Simalango, Saing, Simarmata dan Nadeak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *