PokerPelangi – Fakta soal Inses berasal dari bahasa Latin, incestus, yang berarti “tidak murni” atau “tidak suci.” Menurut KBBI, inses adalah hubungan seksual atau perkawinan antara dua orang yang bersaudara dekat yang dianggap melanggar adat, hukum, atau agama.

Fakta soal Inses, Sering Dilakukan Masa Lampau

Hari ini, sebagian besar dari kita melihat inses sebagai sesuatu yang salah, baik melalui sudut pandang agama atau sains.

Artikel ini akan membahas beberapa fakta tentang hubungan sedarah atau inses. Berikut daftarnya.

1. Sejarah inses

Sejarah inses bisa kita telusuri sampai awal peradaban manusia. Seperti yang kita ketahui, peradaban-peradaban besar seperti Tiongkok kuno, Mesir kuno, dan Yunani kuno telah membenarkan inses di dalam kebudayaan mereka. 

Agama Abrahamik juga menyebutkan adanya inses yang melibatkan anak Adam, Cain. Menurut Kitab Yobel, Kain menikahi saudara perempuannya sendiri, Avan. Selama berabad-abad, inses di antara keluarga kerajaan adalah hal biasa dan bahkan didorong untuk mempertahankan kemurnian garis keturunan. 

Mungkin kasus inses yang paling terkenal terdapat di Mesir kuno, yang melibatkan Firaun Tutankhamun.

Kasus inses lain terdapat di dalam Wangsa Habsburg yang ada di Spanyol. Praktik ini akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka pada tahun 1700, ketika Raja Charles II wafat tanpa meninggalkan ahli waris.

Menurut Britannica, Raja Charles II adalah seorang pria dengan tubuh yang kecil dan memiliki cacat mental. Ia kesulitan untuk makan dan berbicara karena memiliki “rahang Habsburg.” Charles II juga menderita gangguan usus, ejakulasi dini, dan impotensi.

2. Evolusi versus inses

Fakta soal Inses

Menurut penelitian, perempuan lebih peduli dengan kesehatan genetik keturunan mereka, dan para ahli percaya itulah alasan mengapa mereka lebih cenderung untuk menolak inses. Sebuah studi tahun 1994 menunjukkan bahwa perempuan dapat “mencium” bau pasangan yang akan menjadi ayah bagi keturunan mereka di masa depan.

Setelah menganalisis DNA mereka, para peneliti percaya kalau perempuan lebih menyukai aroma pria yang berbeda secara genetik dari mereka. Studi terbaru yang terdapat dalam Scientific American juga mengungkap fakta kalau pasangan yang memiliki banyak kemiripan genetik akan memiliki kepuasan seksual yang rendah.

Sedangkan menurut psikologi evolusioner, ketertarikan seksual kepada ibu akan berkurang ketika seorang anak melihat ibunya merawat bayi lagi.

3. Pengaruh inses terhadap manusia

Fakta soal Inses

Ada alasan saintifik mengapa manusia tidak boleh melakukan hubungan inses. Faktanya, melakukan hubungan seks dengan kerabat dekat memiliki dampak serius yang mematikan. Ketika kita kawin dengan seseorang dengan gen yang sama sekali berbeda, peluang kita untuk mewariskan gen resesif hanya 50 persen. 

Menurut penelitian lain, ketika kerabat tingkat pertama kawin, risiko anak mereka menderita kematian dini, pelemahan kondisi jantung, asimetri wajah, cacat lahir yang parah, atau cacat mental akan meningkat hingga hampir 50 persen.

4. Inses di dunia hewan

Fakta soal Inses

Namun, inses yang berlangsung selama beberapa generasi juga dapat menyebabkan masalah serius bagi anjing-anjing itu.

Kebanyakan hewan akan menderita efek buruk inses layaknya manusia, seperti berkurangnya kesuburan, laju pertumbuhan yang lebih lambat, menambah kerentanan terhadap penyakit, dan tingkat kematian yang lebih tinggi. 

Sama seperti manusia, beberapa hewan dan tumbuhan juga telah berevolusi untuk membentuk mekanisme anti-inses di dalam tubuh mereka sendiri, baik dengan bermigrasi jauh dari rumah mereka atau menggunakan berbagai isyarat untuk mengidentifikasi kerabat mereka.

Lemur betina misalnya, yang dapat mengetahui apakah gen seekor lemur jantan terlalu mirip dengannya atau tidak dengan mencium feromon yang keluar dari alat kelaminnya. Tikus juga menggunakan penciuman untuk mengidentifikasi calon pasangan idealnya untuk menghindari inses.

5. Ketertarikan seksual genetik 

Kebanyakan dari kita mungkin akan menganggap kalau jatuh cinta dengan kerabat dekat adalah hal yang menjijikkan. Namun, menurut penelitian, 50 persen orang yang bertemu kembali dengan saudara, orang tua, atau keturunannya setelah lama berpisah akan mengembangkan perasaan obsesif terhadap anggota keluarganya.

Emosi aneh ini adalah hasil dari kondisi yang dikenal sebagai ketertarikan seksual genetik (GSA).

Terkadang, itu hanya keinginan untuk berada di sekitar mereka atau menyentuh mereka. Jika dorongan itu menghasilkan hubungan seksual, sebagian besar terjadi antara saudara dan saudari yang bertemu kembali.

Lalu, mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Menurut Sigmund Freud, kita semua menekan dorongan inses di dalam diri kita. Pada tahun 2010, para peneliti menemukan fakta kalau kita cenderung berpasangan dengan orang-orang yang mirip dengan orang tua mereka.

Secara khusus, mereka mengklaim kalau perempuan akan tertarik pada pria yang wajahnya mirip dengan bagian tengah wajah ayah mereka, sementara pria tertarik pada perempuan yang memiliki kesamaan dengan bagian bawah wajah ibu mereka. Teorinya adalah bahwa kita “terpatri” sejak kecil untuk mencari sosok yang mirip dengan orang yang membesarkan kita.

6. Etika dan hukum yang menentang inses

Beberapa orang percaya kalau inses bisa dibenarkan secara moral. Mereka bersikeras kalau inses sama saja seperti kontrasepsi, sterilisasi, atau homoseksualitas. Sebuah kasus hukum di Amerika Serikat mencoba meluruskan masalah ini.

Pengacara Epstein berargumen kalau inses suka sama suka tidak lebih tercela daripada homoseksualitas.

Anggota parlemen tidak setuju dengannya, mengatakan kalau inses tidak dapat diterima karena menghancurkan unit keluarga, sedangkan dua orang gay yang tidak terkait dalam suatu hubungan membentuk hubungan baru. Sedangkan menurut penulis William Saletan, homoseksualitas adalah sebuah orientasi seksual, sedangkan inses bukan. 

7. Sekte inses di Australia

Pada tahun 2013, sebuah dokumen mengungkapkan salah satu kasus pelecehan anak terburuk di Australia dan mungkin salah satu kasus inses multi-generasi terburuk yang pernah ada dalam sejarah.

Ketika tiba di lokasi, pihak berwenang menemukan kalau sekitar 40 orang hidup dengan kondisi yang mengenaskan di dalam dua karavan, gudang, dan beberapa tenda. Hanya sedikit dari mereka yang bisa berbicara dengan jelas dan hampir semuanya mengalami infeksi jamur di kaki mereka.

Tes genetik kemudian mengungkapkan kalau semua anak, kecuali satu anak perempuan berusia 5 tahun, adalah hasil dari inses. Parahnya lagi, anak-anak itu sudah berhubungan seks satu sama lain sejak usia yang sangat dini.

Kebanyakan menderita masalah kesehatan yang parah, termasuk kekurangan gizi, kesulitan bicara dan mendengar, tidak mampu membaca atau menulis, dan menderita gizi buruk.

Inses adalah salah satu tabu tertua yang ada di dalam peradaban manusia. Meskipun pernah dilakukan di beberapa peradaban kuno, praktik inses tetap dilarang oleh agama, hukum, dan sains karena dampaknya yang mematikan bagi spesies kita. PokerPelangi

BACA JUGA : Sebabkan Kelopak Mata Terkulai, 5 Fakta Sindrom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *