PokerPelangi – Jari Kaku Tidak Bisa Lurus, Tubuh pegal itu biasa, terlebih usai melakukan aktivitas fisik yang berat. Namun, bagaimana jadinya bila yang pegal, nyeri, atau kaku adalah jari-jari tangan yang membuatnya menekuk dan tak bisa kembali lurus? Ternyata, dalam dunia kesehatan, fenomena ini disebut sebagai trigger finger.

Jari Kaku Tidak Bisa Lurus, Seputar Trigger Finger

Trigger finger memang bukan kondisi yang membahayakan nyawa. Akan tetapi, masalah kesehatan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga perlu diatasi. Dokter spesialis bedah ortopedi, dr. Rizky Priambodo Wisnubaroto, SpOT, dari RS Pondok Indah “membedah” isu tersebut dan memberikan beragam ilmu terkait trigger finger dalam sebuah webinar pada hari Jumat (29/1/2021). Yuk, simak beragam informasinya!

1. Trigger finger terjadi akibat perubahan struktur otot tendon

Jari Kaku Tidak Bisa Lurus

Menerangkan isu kesehatan ini, dr. Rizky mendefinisikan trigger finger sebagai “… ketidakmampuan jari untuk meluruskan atau menekuk akibat tendon yang terperangkap.” Hal ini terjadi akibat perubahan struktur otot tendon yang ada pada tangan dan jari, sehingga menjadi terjepit.

Jari Kaku Tidak Bisa Lurus, Seputar Trigger Finger

Ia menganalogikannya seperti kereta api yang memasuki terowongan.

“Ibarat kereta api itu uratnya, terowongannya adalah ruang urat tersebut. Kalau kereta apinya membesar, maka dia tidak bisa memasuki terowongan. Sebaliknya, kalau terowongannya menebal atau mengecil, kereta apinya juga tidak bisa masuk,” dr. Rizky menjelaskan.

2. Yang menyebabkan perubahan tendon itu adalah kamu terlalu sering menggunakan jarimu

Jari Kaku Tidak Bisa Lurus

Trigger finger ternyata terjadi lantaran hal sepele: kamu terlalu sering menggunakan jarimu.

Berbagai kegiatan yang membuat jarimu bergerak secara repetitif berpotensi menimbulkan peradangan atau inflamasi dan menyebabkan bengkak.

3. Gejala-gejalanya bisa tampak dari rasa nyeri di jari

Jari Kaku Tidak Bisa Lurus

Pertama adalah timbulnya rasa nyeri di tangan.

“Satu lagi, biasanya kekakuan seperti itu sering terjadi pada pagi hari,” kata dr. Rizky.

4. Perempuan lebih berisiko, terlebih bila ada diabetes melitus

Ketika ditanya mengapa seperti itu, dr. Rizky tidak bisa menjawabnya. Dia menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang benar-benar bisa menjelaskan apa penyebab perempuan dan orang dengan diabetes lebih berisiko terkena jari kaku ini.

“Belum ada jurnal kesehatan yang bisa menjelaskannya. Jadi saya sendiri tidak bisa menjawabnya,” ujar dr. Rizky.

5. Biasanya akan berawal dari ibu jari dan berlanjut ke jari-jari lainnya

Memang bukanlah kondisi yang menular, tetapi trigger finger bisa “menular” dari satu jari ke jari lainnya. Mengingat otot tendon sendiri seperti benang jahit yang tersambung antara satu sama lain, bila mengalami masalah, maka itu bisa menyebar ke jari lainnya.

“Biasanya kakunya akan terasa terlebih dahulu di ibu jari. Terus berlanjut ke jari satu hingga jari-jari berikutnya. Jika dibiarkan, yang terjadi kondisi kaku jari itu bisa menjadi permanen,” kata dr. Rizky mengingatkan.

6. Peregangan jari dan tangan bisa membantu mengurangi risiko terkena trigger finger

Agar tidak mengalami trigger finger, dr. Rizky menyarankan untuk melakukan peregangan tangan dan memijat pelan bagian telapak tangan di bawah jari.

“Ini akan meredakan inflamasi. Cobalah dalam 1 jam lakukan stretching 5 sampai 10 kali,” jelas dr. Rizky. Ia juga mengatakan bahwa istirahat juga bisa jadi cara mujarab.

“Kalau trigger finger terjadi karena pekerjaanmu, sebenarnya yang paling ampuh adalah kamu berhenti dari pekerjaan itu. Tapi itu tidak mungkin, kan?” lanjutnya.

7. Untuk penanganan dokter, operasi kecil bisa menjadi opsi

Kamu bisa membuat janji temu dengan dokter spesialis ortopedi yang memang fokus menangani otot dan tulang.

Setelah melewati berbagai pertimbangan, barulah dokter akan menawarkan beberapa cara demi mengembalikan kondisi jari yang kaku.

“Kamu bisa mendapatkan injeksi steroid. Untuk penanganan ini, kemungkinan keberhasilannya mencapai 70 persen. Ada pula operasi kecil untuk membebaskan otot tendonmu. Itu akan membuatmu normal sampai 95 persen,” ujarnya.

8. Kondisi pandemik, isolasi, dan penggunaan smartphone ternyata tidak meningkatkan jumlah kasus trigger finger

Ada satu pertanyaan yang dilontarkan kepada dr. Rizky terkait fenomena trigger finger ini: apakah kondisi pandemik dan isolasi saat ini, yang membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu bekerja dengan perangkat elektronik seperti laptop dan smartphone, meningkatkan angka kasus trigger finger?

Ternyata, jawabannya tidak.

Namun, dari kacamata dr. Rizky lewat para pasiennya, ia melihat bahwa jumlah kasus trigger finger tetap stabil, tidak menjadi lebih banyak.

“Kasus penyebabnya kurang lebih masih serupa, yaitu kebanyakan menggunakan jari. Tapi tidak ada keluhan yang datang dari kebanyakan bermain smartphone.”

Ketika jarimu sudah kaku, ada baiknya kamu segera berobat ke dokter, setidaknya untuk memeriksakan apakah itu benar trigger finger atau bukan. Penanganan yang cepat akan membantu mengatasinya dengan cepat pula. 

“Kalau sudah ditangani, besar kemungkinan tidak akan kambuh lagi. Tingkat kekambuhan masalah ini hanya 1 sampai 5 persen saja,” kata dr. Rizky menutup sesi webinar tersebut. PokerPelangi

BACA JUGA : Meningkatkan Kekebalan Tubuh Secara Alami !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *