Jenis Biji Kopi Lokal yang Juga Dikenal di Dunia Jenis biji kopi yang berbeda memang bisa memberikan cita rasa serta aroma tersendiri. Tidak heran, karena ada banyak faktor yang memengaruhi cita rasa kopi itu sendiri, mulai dari faktor ketinggian tempat budi daya kopi hingga cara biji kopi itu diolah sebelum disajikan kepada Anda.Menurut sejarahnya, kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada 1696 yang dibawa oleh pasukan Belanda dari India.

Biji kopi pertama yang datang ke Nusantara adalah dari jenis kopi Arabika yang disebar untuk ditanam di dataran tinggi di berbagai pulau, seperti Pulau Sumatra, Bali, dan Sulawesi.Biji kopi dari Indonesia mengalami masa kejayaan pada era 1700-an menyusul begitu banyaknya biji kopi yang diekspor ke mancanegara. Sayangnya pada 1876, perkebunan kopi arabika di Tanah Air mengalami kemunduran akibat serangan hama, sehingga banyak perkebunan kopi yang tidak bisa bertahan.

Jenis biji kopi lokal dengan aroma dan cita rasanya

Pemerintah kolonial Belanda sempat mengganti varietas dengan kopi Liberika, tapi tidak juga tahan hama. Akhirnya pada 1900-an, datanglah biji kopi Robusta yang tahan hama, hasil panennya lebih banyak, dan bisa ditanam di dataran rendah, sehingga dengan cepat menjadi komoditas ekonomi yang juga menjanjikan.

Menurut National Coffee Association (NCA) Amerika, kopi terbaik adalah jenis biji kopi yang berasal dari daerah yang berada di Sabuk Biji Kopi, yakni antara lintang 25 derajat Utara dan 30 derajat Selatan, salah satunya Indonesia. Ada banyak jenis biji kopi di dunia, tapi secara garis besar terdapat 2 tipe utama, yakni kopi Arabika dan kopi Robusta.

Jenis Biji Kopi Lokal yang Juga Dikenal di Dunia

Kopi luwak adalah salah satu jenis biji kopi Nusantara yang populerMeskipun demikian, pada praktiknya, kopi-kopi ini dibagi lagi ke dalam beberapa golongan berdasarkan varietas maupun cara pengolahannya. Berikut ini beberapa jenis biji kopi lokal yang banyak dikonsumsi di Indonesia.

Kopi Arabika

Jenis biji kopi ini pertama kali ditemukan di Ethiopia, tapi kini sudah banyak dibudidayakan di belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Keunggulan kopi arabika adalah aromanya yang khas, rasanya yang tidak terlalu asam, dan lebih rendah kafein dibanding kopi Robusta.Sayangnya, kopi Arabika hanya bisa tumbuh di dataran tinggi dan kurang tahan hama sehingga butuh perawatan ekstra. Biaya produksi yang mahal tersebut berimbas pada tingginya banderol pada kopi jenis ini.

Kopi Robusta

Kopi ini bisa ditanam di dataran rendah dan tahan hama sehingga tidak memerlukan perawatan ekstra. Harganya relatif lebih murah dibanding Arabika, dan banyak dijadikan campuran pada kopi sachet. Namun yang perlu diingat, kopi Robusta mengandung 50-60% kafein lebih banyak daripada Arabika.

Kopi Liberika

Jenis biji kopi ini merupakan pengembangan dari Arabika dan pernah juga dicoba dibudidayakan di Indonesia karena lebih tidak rentan hama dibanding Arabika. Hanya saja, kopi Liberika kurang diminati oleh para petani kopi karena bobot biji kopi keringnya hanya 10% dari bobot kopi basah, yang akhirnya berpengaruh pada penghasilan mereka.

Kopi Gayo

Kopi Gayo merupakan salah satu komoditas ekspor kategori kopi spesial asal Indonesia yang banyak diminati di mancanegara. Jenis biji kopi ini adalah Arabika yang dibudidayakan di Dataran Tinggi Gayo, Aceh, dan memiliki cita rasa yang gurih serta aroma yang harum dan khas.

Kopi Toraja

Kopi Toraja juga menjadi komoditas ekspor lokal asal Indonesia yang memiliki harga tinggi, terutama di pasar luar negeri. Jenis biji kopi ini datang dari Tana Toraja dan Enrekang yang berbukit-bukit serta memiliki dataran rendah yang cocok ditanami kopi Arabika (70%) dan Robusta (30%).Kopi Toraja dikenal dengan cita rasa dan aromanya yang khas. Selain itu, kopi ini juga memiliki rasa yang kompleks serta kekentalan yang kuat.

Baca Juga : Di Balik Pesonanya Ternyata Lesung Pipi Sebenarnya Bagian Tubuh Yang Tak Sempurn

Kopi Luwak

Kopi Luwak merupakan jenis biji kopi yang unggul akibat adanya proses alamiah yang dialami biji kopi itu sendiri setelah tidak lagi berada di pohonnya. Ya, biji kopi dimakan oleh musang luwak, diproses melalui sistem pencernaan hewan tersebut, serta mengalami proses fermentasi selama kurang lebih 12 jam dalam perut musang luwak. Proses inilah yang dapat meningkatkan cita rasa kopi.Biji kopi tersebut keluar dari tubuh luwak sebagai feses, tapi dipanen oleh petani kopi Luwak dan diolah agar aman diminum oleh manusia. Proses fermentasi in dipercaya membuat biji kopi Luwak memiliki aroma khas yang tidak bisa tergantikan oleh pemrosesan kopi oleh mesin sekalipun.

Jenis Biji Kopi Lokal yang Juga Dikenal di Dunia

Sumber : Poker Pelangi Keren

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *