Foreplay memainkan peranan penting untuk membangkitkan gairah dalam hubungan intim. Namun ada sejumlah kesalahan yang kerap terjadi saat foreplay, apa saja?

POKER PELANGI – Kesalahan Seputar Foreplay dalam Hubungan Intim. Orgasme memang puncaknya seks tapi foreplay juga tak kalah menyenangkan. Dibanding orgasme, foreplay rasanya bakal memakan porsi lebih besar dari keseluruhan sesi ‘ranjang’.

Bak sebuah hidangan pembuka, foreplay memainkan peranan penting untuk membangkitkan gairah lalu menuntunnya menuju bagian akhir.

Untuk perempuan, foreplay bisa membantu menyiapkan diri baik secara mental maupun fisik. Sedangkan untuk pria, sesi ini bisa jadi momen agar kian intim dan dekat dengan pasangan.

Lihat juga: Sexual Performance Anxiety Ganggu Kualitas Seks

Semua sama-sama memperoleh manfaat tapi ada saja kesalahan yang dilakukan dan membuat sesi seks jadi sekadar momen yang terlewat tanpa makna.

Berikut sejumlah kesalahan yang sering terjadi di seputar foreplay:

1. Menganggap foreplay tidak penting

Kesalahan yang cukup fatal adalah menganggap foreplay tidak penting. Seks hanya dianggap aktivitas penetrasi sehingga bagian lain hanya ‘tempelan’ yang sewaktu-waktu bisa dihilangkan.

Kat Van Kirk, terapis seks dan pernikahan, menduga kesalahan ini terjadi gara-gara kata ‘fore’ sehingga mengindikasikan ini pengalaman yang tidak begitu penting.

“Saya merekomendasikan semua pasangan beranjak dari istilah ini dan mulai merengkuh ide permainan seks (sex play). Ini lebih inklusif dari berbagai variasi aktivitas dan memberikan kesetaraan dengan seks penetratif,” papar Kirk, dikutip dari Bustle.

2. Kurang lama

Kenapa harus buru-buru? Barangkali ini yang sering dipikirkan saat foreplay hanya berlangsung sekejap. Mungkin ada momen yang mendorong Anda melakukan ‘quickie sex‘ sehingga segala sesuatunya harus cepat.

Jika tidak, sebaiknya ambil momen untuk menikmati foreplaySex play alias foreplay, kata Kirk, dapat memberikan kepuasan layaknya melakukan hubungan seks secara keseluruhan.

Oksitosin meningkatkan rasa koneksi dan kesehatan Anda secara keseluruhan,” jelasnya.

3. Pasif

Sebagaimana dilansir The Health Site, biasanya pria lebih lugas mengutarakan keinginan seksualnya. Mereka pun tidak ragu mengekspresikan gairah.

Tidak ada yang salah dengan membiarkan si dia mengambil kendali ‘permainan’. Namun, jangan sampai Anda membatu yang diam sepanjang sesi.

Berikan diri Anda kesempatan untuk jadi lugas dan terbuka dengan keinginan Anda.

4. Obrolan di luar konteks ‘ranjang’

Ranjang kerap jadi tempat apapun untuk ‘ditumpahkan’. Mungkin ada beberapa hal yang tidak bisa disampaikan di saat makan siang atau selesai bekerja dan ‘ranjang’ jadi tempat mengadu.

Namun, pertimbangkan lagi di bagian mana Anda ingin bercerita banyak hal.

Pria menikmati dirty talk. Isi foreplay dengan kata-kata manis, memikat dan ‘nakal’, bukan soal perkembangan virus terkini atau performa kerjanya.

Lihat juga: Manfaat Sex untuk Tubuh Lebih Sehat

5. Cekikikan

Berbagi hal lucu dan tertawa jadi ‘bumbu’ saat berhubungan seks.

Namun tertawa atau cekikikan secara konstan bisa membuat pasangan grogi dan makin melihat dirinya.

Dia bisa berpikir Anda menertawakannya dan ini bisa berakibat menurunkan gairah seks dan keintiman foreplay.

6. Kurang komunikasi

Masalah pasangan kerap seputar komunikasi. Ini juga berlaku saat foreplay. Agar foreplay si dia sesuai keinginan Anda, sebaiknya ada komunikasi.

Begitu pula sebaliknya, pasangan juga mengkomunikasikan apa yang jadi keinginannya.

“Setiap orang dalam pasangan perlu mengadvokasi diri mereka sendiri dan apa yang berhasil membuat mereka terangsang. Mengkomunikasikan keinginan itu penting. Jika tidak, Anda tidak pernah memberi pasangan Anda informasi yang dia butuhkan dan akhirnya Anda merasa kesal,” kata Kirk.

7. Tidak ada eksperimen

Foreplay tanpa eksperimen rasanya bakal hambar dan tidak menumbuhkan gairah. Memang tidak ada pakem khusus atau buku manual urutan aktivitas dalam Foreplay, tapi itu juga tidak memiliki batas.

Seks memberikan keleluasaan untuk bereksperimen. Kirk memberikan contoh foreplay bisa berupa sexting, bermain peran (role play) atau pijat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *