Tak Bisa Dipaksa – Kamu tentu pernah mengusahakan banyak hal untuk bisa terus bersama dengan pasangan. Kamu berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankannya. Namun, mempertahankan hubungan tidak cukup hanya dengan cinta.

Saat melihat fotomu dan pasangan yang romantis, kamu mungkin merasa hubunganmu baik-baik saja. Tapi bisa jadi, kamu hanya tengah menyembunyikan sesuatu yang bersifat toxic.

Tak Bisa Dipaksa,Jika memang merasa hubunganmu toxic, ini harus kamu atasi sebelum terasa kewalahan dihadapi. Yuk, simak kapan waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan dengan pasanganmu!

1. Saat kebutuhan emosional atau fungsionalmu tidak terpenuhi

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Julie Wadley, pendiri dan CEO layanan perjodohan dan pelatihan Eli Simone, mengatakan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hubungan. Kebutuhan ini bisa bersifat emosional seperti menginginkan waktu dengan pasangan dan fungsional seperti meminta mengelola uang dengan baik.

Saat salah satu pasangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasangannya, kamu harus bisa mengomunikasikannya. Kalau usaha ini sudah dilakukan dan ia tidak bisa memenuhi kebutuhan itu, kamu sebaiknya mengakhiri hubungan itu. AgenBandarQ

2. Ketika kebutuhan yang seharusnya kamu dapat dari pasangan, malah didapat dari orang lain

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Saat mengalami hal buruk, biasanya kamu akan segera mencari pasanganmu untuk berkeluh kesah. Kalau kamu lebih mempercayai rekan kerja untuk mencari dukungan, itu adalah tanda kamu tak mendapatkan yang butuhkan dari pasangan.

Kalau kamu mencari pemenuhan kebutuhan emosi dan fisik dari orang di luar hubunganmu terus-menetus, Wadley mengatakan sudah saatnya kamu mengakhiri semua.

3. Tatkala kamu takut meminta lebih dari pasanganmu

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Saat harus menyampaikan kebutuhanmu pada pasangan, kamu mungkin agak sulit menyampaikannya. Namun, Wadley mengatakan bahwa komunikasi yang terbuka adalah salah satu kunci hubungan sehat.

Kamu mungkin berpikir bahwa saat kamu menyampaikan perasaan, kamu akan terdengar sangat emosional. Padahal, itu langkah penting.

Kalau hanya kita pendam, kamu cuma menyimpan perasaan dan melanjutkan ketidakpuasan karena takut jadi beban. Menyembunyikan perasaan akan pasangan, malah memperpanjang tak terpenuhinya kebutuhanmu. Kamu bisa hadapi rasa takut itu atau memilih berpisah.

Baca Juga: Saatnya Pertimbangkan Untuk Putus,Jika 5 Hal Ini Kamu Rasa Di Hati

4. Sewaktu teman dan keluargamu tidak mendukung hubunganmu

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Lindsay Chrisler, Pelatih Hubungan dan Kencan di New York, mengatakan bahwa kamu harus memperhatikan perasaan keluarga dan teman terdekat tentang hubungan yang kamu jalani. Kalau mereka tidak mendukung, itu adalah tanda buruk.

Orang lain bisa melihat apakah kamu bahagia dengan pasangan atau tidak. Kamu harus bisa mendengarkan pendapat mereka juga.

Kalau kamu mulai mengesampingkan peringatan teman dan keluargamu, lantas berbohong pada mereka, itu adalah tanda bahwa kamu harus melepaskan pasanganmu.

5. Pada akhirnya, kamu tidak menyukai pasanganmu

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Meski terdengar aneh, Lindsay Chrisler, Pelatih Hubungan dan Kencan di New York, mengatakan bahwa kamu bisa saja jatuh cinta dengan orang yang tidak benar-benar kamu sukai. Kalau itu yang terjadi, kamu tidak bisa melewati masa-masa sulit bersama.

Setiap pasangan punya kompromi untuk hal yang tak disetujui dari pasangan. Namun, orang dengan hubungan yang sehat, akan berusaha menyelesaikannya dengan pasangan. Kalau kamu tidak menyukai hal ini, kompromi akan sulit dibuat.

6. Sewaktu pasangan menggunakan kekerasan dalam hubungan

Tak Bisa Dipaksa, Ini 6 Waktu Tepat Mengakhiri Hubunganmu

Orang yang berada dalam hubungan yang toksik, bisa saja mencintai pasangannya. Namun, ingat! Kamu bukanlah psikolog yang bisa membuat hidup pasanganmu tidak kasar dan menyakitimu lagi.

Penelitian tahun 2010 oleh National Institute of Mental Health, menemukan bahwa pandangan seseorang bisa mengubah pasangannya yang kasar, justru bisa membuat hubungan toksik bertahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *