Di masa pandemi, wajar rasanya jika berbagai kekhawatiran menyertai kehamilan Anda. Berikut beberapa pertanyaan yang perlu dilontarkan ibu hamil pada dokter.

Poker Pelangi – Hal yang Perlu Ditanyakan saat Hamil di Tengah Pandemi. Kehamilan akan menjadi hadiah terbaik bagi sepasang suami istri. Namun, di masa pandemi ini, wajar rasanya jika berbagai kekhawatiran menyertai kehamilan Anda.

Berbagai keterbatasan dan ancaman Covid-19 kerap membuat banyak orang stres, tak terkecuali ibu hamil. Belum lagi berbagai informasi yang mengaitkan hubungan antara kehamilan dan infeksi virus SARS-CoV-2.

Namun, jangan sampai stres membuat Anda lupa melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter.

Saat melakukan pemeriksaan prenatal, ibu hamil dipersilakan untuk bertanya apa saja mengenai kehamilan kepada dokter. Berikut saran dari para ahli ginekologi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang perlu Anda tanyakan saat menjalani pemeriksaan prenatal

1. Apakah Covid-19 menyebabkan cacat lahir?

Ini adalah pertanyaan paling umum yang dilontarkan ibu hamil. Ahli ginekologi, Laura Riley mengatakan, jawaban dari dokter setidaknya akan membantu meredam kekhawatiran ibu hamil.

Saat ini, tak ada data yang cukup untuk memastikan hubungan virus corona dengan cacat lahir. “Kami belum melihat itu pada pasien Covid-19 yang melahirkan bayinya saat pandemi,” ujar dia.

Lihat juga: Olahraga untuk Ibu Hamil yang Tak Bahayakan Janin

2. Bagaimana kebijakan rumah sakit terkait Covid-19?

Ini menjadi pertanyaan penting yang perlu dilontarkan ibu hamil. Pasalnya, setiap rumah sakit memiliki kebijakan yang berbeda. Terkadang bahkan rumah sakit mengubah kebijakannya setiap saat tergantung kondisi pandemi di daerahnya masing-masing.

Riley mengatakan, di beberapa rumah sakit, setiap ibu hamil diperlukan untuk menjalani tes SWAB. Hal ini dilakukan untuk memberi panduan bagi dokter demi memberikan penanganan yang tepat.

3. Apakah rumah sakit akan memisahkan saya dari bayi jika saya positif?

Jawaban dari pertanyaan ini tergantung dengan kebijakan masing-masing rumah sakit. Anda disarankan untuk bertanya.

Beberapa rumah sakit, kata Riley, tidak mengisolasi bayi jika orang tuanya diketahui positif Covid-19. Sebaliknya, rumah sakit menyimpan bayi dalam inkubator isolet dan tetap mendapatkan ASI dari sang ibu.

Pregnant woman sitting in childbearing center

4. Bagaimana dengan pilihan telehealth selama perawatan prenatal?

Di tengah pandemi, telehealth menjadi pilihan yang baik. Ahli ginekologi, Jessica Shepherd mengatakan, telehealth akan segera menjadi bagian utama dari sistem pelayanan kesehatan.

Telehealth membuat langkah besar selama beberapa bulan terakhir dan memungkinkan perawatan medis ditangani dengan cara yang sangat tidak konvensional,” ujar Sheperd.

Perawatan yang diberikan dapat berkisar dari pemantauan jarak jauh untuk tekanan darah, kendali gula darah, dan gejala asma. Telehealth akan sangat berguna khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19.

5. Bagaimana cara memanfaatkan telehealth?

Ahli ginekologi, Alan Lindemann mengatakan, banyak pertanyaan yang Anda miliki dapat dijawab dengan mengatur janji telehealth bersama dokter.

Lindemann menyarankan ibu hamil untuk sedikit berinvestasi melalui beberapa peralatan kesehatan khusus selama pandemi. Dengan cara demikian, ibu hamil dapat melaporkan kondisi teranyarnya terhadap dokter tanpa harus bertemu.

“Ibu hamil seharusnya bisa mengukur tekanan darah, kadar oksigen, dan suhu tubuh sendiri,” ujar Lindemann. Dia merekomendasikan ibu hamil untuk membeli termometer, oksimeter, dan pengukur tekanan darah.

6. Apakah ada hal-hal tertentu yang harus saya lakukan untuk melindungi diri dari Covid-19 saat hamil?

Tak ada sesuatu spesifik yang harus dilakukan ibu hamil saat pandemi. “Kami menyarankan ibu hamil cukup menjalani protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” ujar Riley.

7. Haruskah saya mempertimbangkan proses persalinan di rumah atau lokasi alternatif lainnya daripada rumah sakit?

Proses persalinan di rumah menjadi topik hangat di masa pandemi. Namun, Shepherd menyarankan agar ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai opsi tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *