Perfeksionisme Mempengaruhi Kesehatan Mental

PokerPelangi Lounge – Perfeksionisme Mempengaruhi Kesehatan Mental; Harus diakui, kita hidup dalam budaya yang menghargai kesempurnaan.

Banyak orang yang percaya jika melakukan sesuatunya tanpa cela, maka akan mendapat kebahagiaan dan kesuksesan.

Kesempurnaan memiliki korelasi dengan perfeksionisme. Perfeksionisme sendiri sering diartikan sebagai kebutuhan untuk menjadi sempurna dan

penganutnya percaya jika mencapai kesempurnaan adalah sesuatu yang bisa diwujudkan. Sementara, para ahli cenderung mendefinisikan

perfeksionisme sebagai kombinasi dari standar pribadi dan evaluasi diri yang terlalu tinggi dan terlalu kritis.

Perfeksionisme digunakan oleh banyak orang sebagai perisai untuk melindungi diri dari perasaan malu, disalahkan, atau dihakimi.

Sementara itu, analisis terbaru menyatakan bahwa perfeksionisme dapat memberi efek negatif bagi kesehatan mental seperti meningkatkan risiko

depresi, kecemasan, hingga dorongan bunuh diri. Simak ulasan khusus tentang serba-serbi perfeksionisme dari perspektif kesehatan.

Perfeksionisme Mempengaruhi Kesehatan Mental

Gejala perfeksionisme

Perfeksionisme dapat memengaruhi remaja maupun orang dewasa. Dorongan untuk menjadi siswa yang berprestasi Poker Online

di segala bidang contohnya, dapat menjadi salah satu faktor pendorong timbulnya obsesi terhadap kesuksesan.

Hingga pada akhirnya, hal tersebut dapat mengganggu kemampuan untuk mencapai apa yang didambakan.

Keinginan untuk berprestasi adalah motivasi yang positif. Namun, jika keinginan sudah mengarah pada hal-hal yang tidak rasional

(seperti ingin selalu terlihat sempurna) dapat menimbulkan masalah yang tidak boleh dianggap remeh.

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi perfeksionis?

Pendorong utama perfeksionisme adalah tekanan internal, seperti keinginan untuk menghindari kegagalan atau penilaian yang negatif.

Kemungkinan selanjutnya adalah hubungan sosial, persaingan akademis, dan pekerjaan. Agen BandarQ

Bagaimana perfeksionisme memengaruhi kesehatan mental?

Depresi, kecemasan, dan keinginan untuk bunuh diri merupakan beberapa masalah kesehatan mental

yang berulang kali dikaitkan dengan bentuk perfeksionisme yang ditentukan secara sosial.

Lebih dari 70 persen orang muda meninggal akibat bunuh diri karena memiliki kebiasaan menciptakan ekspektasi yang sangat tinggi

terhadap diri sendiri. Dalam Journal of Affective Disorders menjelaskan bahwa perfeksionisme kritis

terhadap diri sendiri dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar dan kecemasan.

Sumber Poker Pelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *