Bukan Kulit, Ini Ternyata Bagian Paling Bermanfaat dari Apel

PokerPelangiLoungeApel merupakan salah satu buah yang digemari banyak orang. Karena selain rasanya enak, apel juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Bukan Kulit, Ini Bagian Paling Bermanfaat Apel

Cara mengonsumsi apel pun berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang mengupas dan hanya mengonsumsi daging buahnya saja, ada juga yang menyantap langsung bersama kulitnya.

Mereka yang mengonsumsi apel bersama dengan kulitnya beranggapan bahwa kulit apel merupakan bagian dari buah ini yang memiliki banyak manfaat. Namun, melansir Times of India, bagian terbaiknya justru pada inti buahnya.

Studi menunjukkan bahwa memakan bagian inti apel dapat memberikan 10 kali lebih banyak bakteri sehat daripada hanya mengonsumsi bagian luarnya.

Bukan Kulit, Ini Bagian Paling Bermanfaat Apel

Penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dalam apel cukup sehat dan merupakan sumber mikroba usus yang penting. Memiliki mikrobiota usus yang sehat dianggap baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan dan melindungi Anda dari patogen asing penyebab penyakit.

Biji apel juga mengandung protein, serat dan minyak. Ia kaya akan antioksidan dan senyawa anti kanker. Poker Online

Namun, biasanya orang membuang biji buah atau sayuran karena mengandung senyawa yang disebut amygdalin, yang dianggap beracun. Ketika senyawa ini bersentuhan dengan sistem pencernaan, ia melepaskan sianida, yang merupakan salah satu racun paling mematikan.

Apel

Tetapi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dosis oral 1–2 mg/kg sianida untuk pria seberat 70 kg dapat berakibat fatal. Namun, jumlah amygdalin yang ditemukan dalam biji apel (satu buah apel) sangat sedikit untuk menyamai angka ini. Dibutuhkan sekitar 200 biji apel untuk menghasilkan racun dalam jumlah ini di dalam tubuh.

Tidak diragukan lagi, studi baru tentang biji apel ini menarik. Namun, ada pandangan yang bertentangan terkait hal itu. Menurut beberapa penelitian, tidak ada salahnya mengonsumsi biji apel, sementara yang lain percaya lebih baik membuangnya sebelum memakan buahnya. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang hal ini sebelum kita menarik kesimpulan apa pun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *