Ilustrasi Makanan Sehat
Sebuah studi terhadap 400 ribu responden menemukan, orang yang mengonsumsi protein nabati memiliki risiko kematian yang lebih rendah

PokerPelangi Lounge – Studi terbaru peneliti dari Divisi Epidemiologi Kanker dan Genetik, National Cancer Institute menemukan keterkaitan antara konsumsi makanan berbasis protein tumbuhan atau nabati dengan penurunan risiko kematian. Para peneliti mulanya mencari hubungan antara pilihan protein yang dikonsumsi seseorang dengan angka kematian di Amerika Serikat.

Hasilnya, konsumsi protein dari makanan berbasis tumbuhan atau nabati menyebabkan risiko kematian yang lebih rendah. Belakangan diet makanan berbasis nabati alias plant-based diet memang ramai dibicarakan.

Tapi bukan berarti Anda dituntut buat jadi vegan atau vegetarian. Dalam konsep ini Anda secara sadar dan proporsional lebih banyak memilih makanan berbasis tumbuhan. Bukti yang didapat dari studi itu menunjukkan bahwa salah satu yang bisa direkomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah modifikasi diet dalam pemilihan sumber protein. PokerPelangi

Makanan dari sumber nabati disebut lebih bisa meningkatkan kesehatan dan memperpanjang harapan usia. Namun tak semata buah dan sayur, Anda makanan berbasis nabati juga bisa Anda dapat dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan lemak sehat.

Rata-rata, partisipan memperoleh 15 persen asupan energi dari protein, 40 persen dari tumbuhan dan 60 persen dari protein hewani termasuk 19 persen dari produk susu.

Hasilnya, konsumsi protein nabati berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Hubungan ini terbilang kuat ketika merujuk pada jenis-jenis makanan seperti roti, sereal dan pasta daripada daging dan telur.

Terbukti dengan mengganti telur dengan makanan berbasis tumbuhan berhubungan dengan risiko kematian 24 persen lebih rendah pada pria dan 21 persen lebih rendah pada perempuan. Para peneliti menyebut temuan ini membuktikan perubahan diet mampu mempengaruhi kesehatan dan harapan hidup. PokerPelangi

Di samping pilihan makanan, peneliti juga melihat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi seperti, kebiasaan merokok, diabetes, konsumsi buah dan penggunaan suplemen makanan.

Analisis data studi ini dilakukan sejak Oktober 2018 hingga April 2020. Validasi data berbasis pada kuesioner berisi informasi frekuensi jenis makanan pada diet, termasuk asupan dari protein dari nabati dan hewani.

PokerPelangi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *