PokerPelangiGejala Anemia Mikrositik atau microcytic anemia terjadi ketika sel darah merah lebih kecil dari biasanya karena tidak memiliki cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah. Ini membantu sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Gejala Anemia Mikrositik, Baca 4 Penyebabnya!

Dokter dapat merujuk anemia mikrositik sebagai kondisi medis atau sebagai tanda anemia tertentu dan kelainan darah lainnya.

1. Penyebab

Gejala Anemia Mikrositik

Anemia mikrositik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan yang berbeda, mulai dari masalah ringan hingga yang serius. Menurut laporan dalam International Journal of Laboratory Hematology, anemia mikrositik biasanya disebabkan oleh salah satu kondisi berikut:

  • Talasemia: Talasemia merupakan kelainan darah bawaan yang bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya sebagai akibat dari gen yang abnormal. Tanpa protein ini, sel darah merah tidak akan terbentuk dengan baik atau bekerja sebagaimana semestinya. Kurangnya protein ini mengakibatkan anemia, yang bisa berkisar dari ringan hingga berat, tergantung berapa banyak gen yang terpengaruh. Menurut laporan dalam jurnal BMJ, anemia defisiensi besi dan talasemia merupakan penyebab paling umum anemia mikrositik. Keduanya juga bisa terjadi bersamaan pada beberapa orang.
  • Anemia penyakit kronis: Penyakit dan kondisi kronis tertentu bisa menyebabkan anemia mikrositik. Infeksi atau peradangan kronis bisa mengganggu cara tubuh memproses zat besi. Sekitar seperempat hingga sepertiga dari jenis anemia ini diklasifikasikan sebagai mikrositik. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan anemia mikrositik yaitu meliputi penyakit ginjal, beberapa kanker (penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, dan kanker payudara), penyakit peradangan (diabetes, gagal jantung, penyakit Crohn, penyakit radang usus, artritis reumatoid, dan lupus), dan penyakit menular (HIV, AIDS, TBC, dan beberapa infeksi jantung dan tulang).

Penyebab

  • Anemia defisiensi besi: American Academy of Family Physicians menyatakan bahwa kekurangan zat besi merupakan penyebab paling umum anemia mikrositik. Alasan di balik kekurangan zat besi sering kali bervariasi, tergantung usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, defisiensi nutrisi biasanya menjadi penyebab anemia defisiensi zat besi. Pada perempuan yang sedang menstruasi, kehilangan darah adalah penyebab paling umum dari kekurangan zat besi. Alasan paling umum untuk kekurangan zat besi pada laki-laki dan perempuan dewasa yang tidak menstruasi adalah kehilangan darah. Paling umum, kehilangan darah ini terjadi di usus, yang kemungkinan merupakan akibat dari pendarahan di lambung. Dalam beberapa kasus, tumor di usus bisa menyebabkan pendarahan. Beberapa orang mungkin butuh pengujian tambahan untuk mencari tumor atau menyingkirkannya. Orang dewasa yang lebih tua kemungkinan mengalami anemia defisiensi zat besi karena pola makan mereka kekurangan nutrisi tertentu, atau karena mereka mempunyai kondisi kesehatan kronis tertentu yang menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi. Sebuah laporan dalam American Family Physician menemukan bahwa prevalensi anemia berkisar antara 8-44 persen pada pria yang lebih tua.
  • Keracunan timbal: Anak-anak yang terpapar cat berbahan timbal karena tinggal di rumah yang lebih tua, atau karena berada dekat mainan atau benda lain, dapat mengalami keracunan timbal saat mereka memasukkan benda ke dalam mulut. Selain itu, air yang terkontaminasi dan paparan polusi industri berat juga bisa mengakibatkan keracunan timbal meski hal ini jarang terjadi.
  • Anemia sideroblastik: Anemia sideroblastik kongenital merupakan kelainan darah bawaan yang memengaruhi kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.

2. Gejala

Anemia mikrositik berkembang dari waktu ke waktu, yang cenderung tidak jelas dan tidak secara khusus unik untuk mendeskripsikan anemia. Mikrositik dapat berupa:

  • Kulit pucat. 
  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Mudah marah.
  • Kelelahan, energi rendah, kantuk, dan kelesuan.
  • Susah berkonsentrasi.
  • Pembesaran limpa, yang bisa membuat perut terlihat lebih besar.

Seseorang bisa memiliki semua atau beberapa gejala ini dengan berbagai tingkat keparahan. Anemia yang lebih parah cenderung mengakibatkan gejala yang lebih parah. Faktor lain bisa memengaruhi keparahan gejala, seperti kondisi medis yang mendasari.

3. Diagnosis

Meski anemia mikrositik bisa menyebabkan tanda-tanda yang terdeteksi ketika pemeriksaan fisik, tetapi tidak selalu demikian.

Anemia mikrositik terkadang terdeteksi selama pemeriksaan dan pengujian untuk kondisi lain atau selama pemeriksaan fisik rutin. Dokter kemungkinan melihat tanda-tanda seperti kulit pucat, denyut nadi lemah, tekanan darah rendah, detak jantung yang cepat, atau pembesaran limpa (spenomegali). 

Tes darah meliputi:

  • CBC: Dengan anemia mikrositik, pasien kemungkinan mempunyai jumlah sel darah normal atau rendah. Volume sel darah rata-rata (MCV) rendah di bawah 80-100 femtoliter, lebar distribusi sel darah merah (RDW) yang normal atau tinggi, dan hemoglobin sel rata-rata konsentrasi (MCHC) yang di bawah 27-31 pikogram per sel.
  • Apusan darah: Pada anemia mikrositik, sel darah merah akan tampak kecil dan sering kali pucat saat diamati melalui mikroskop. 
  • Tes genetik: Tes genetik bisa mengidentifikasi  talasemia atau penyebab herediter dari anemia sideroblastik.
  • Tingkat zat besi: Tingkat zat besi bisa diukur dalam darah untuk menentukan apakah ada kekurangan.
  • Kadar timbal: Jika ada kekhawatiran tentang toksisitas timbal, logam beracun ini bisa diukur dalam sampel darah.

Jika memungkinkan, dokter mungkin memesan tes diagnostik tambahan untuk mengidentifikasi penyebab anemia.

  • Urinalisis: Ini merupakan pengujian sampel urine. Tes ini bisa mengidentifikasi darah dalam urine, yang merupakan salah satu tanda hemolisis atau pendarahan. 
  • Tes pencitraan: Jika ada kekhawatiran tentang kanker atau penyebab struktural perdarahan, tes pencitraan seperti ultrasound bisa membantu memvisualisasikannya.
  • Kolonoskopi: Tes invasif ini bisa mengidentifikasi sumber pendarahan di usus.
  • Endoskopi: Tes invasif ini bisa mengidentifikasi perdarahan, kanker, atau ulkus di kerongkongan atau perut.
  • Biopsi sumsum tulang: Biopsi sumsum tulang kemungkinan dibutuhkan jika ada kekhawatiran tentang penyakit sumsum tulang atau kanker sumsum tulang.

4. Pengobatan

Terdapat banyak perawatan berbeda untuk anemia mikrositik.

Ini bisa mengatasi anemia pasien, jika berkembang karena peristiwa akut, seperti kehilangan darah akibat trauma atau pembedahan.

Contoh perawatan lain yaitu meliputi:

  • Pemberian suplemen vitamin B16.
  • Penggantian zat besi.
  • Perbaikan bedah luka berdarah.
  • Pengobatan penyakit yang mendasari, seperti kanker.
  • Pengobatan toksisitas timbal.
  • Penatalaksanaan talasemia untuk menghindari komplikasi kondisi.

5. Prognosis

Pengobatan dapat relatif mudah jika kekurangan nutrisi sederhana adalah penyebab anemia mikrositik.

Ini bisa menyebabkan hipoksia, yang merupakan kondisi saat jaringan kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Masalah paru-paru.
  • Masalah arteri koroner.
  • Syok.

Komplikasi di atas lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, yang sudah memiliki penyakit paru atau penyakit kardiovaskular.

Itulah deretan fakta seputar anemia mikrositik. Jika mengalami tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, segeralah temui dokter. PokerPelangi

BACA JUGA : Kondisi Psikologis Orang Tua Kehilangan Anak!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *