Fakta Mengenai Alergi Kacang pada Anak

Fakta Mengenai Alergi Kacang pada Anak
Tidak hanya mengajak anak untuk rutin melakukan berbagai aktivitas fisik guna menjaga kesehatannya. Memenuhi nutrisi dan gizi anak juga sangat penting untuk membantu tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal. Melansir dari National Peanut Board, kacang menjadi makanan yang memiliki nutrisi baik bagi tumbuh kembang dan memiliki rasa yang lezat.

Kondisi ini umumnya menyebabkan anak mengalami rasa gatal pada kulit, bersin, muntah, hingga mengalami diare. Namun, sebaiknya ketahui beberapa fakta mengenai alergi kacang agar ibu dapat menghindari kondisi ini pada anak.

Pengidap Eczema akan Lebih Rentan Alergi Kacang

Saat kulit anak sehat dan normal, pada kulit terdapat fungsi pelindung yang mampu menjaga kulit agar tetap sehat dari kondisi alergi. Namun, saat anak memiliki eczema, kondisi ini akan menyebabkan anak memiliki kulit yang kering, merah, dan gatal sehingga kulit akan semakin mengalami peradangan pada bagian kulit. Inilah yang menyebabkan eczema, yaitu kondisi alergi lebih parah.

Alergi Kacang Akan Sulit Dihilangkan

Menurut Viviana Temino, MD, seorang asisten profesor kesehatan pada University of Miami Miller School of Medicine, hasil penelitian menunjukkan sebanyak 20 persen anak-anak yang memiliki alergi kacang akan bertumbuh dan berkembang dengan kondisi ini sepanjang hidupnya. Namun, ibu dapat meminimalkan risiko alergi kacang dengan menghindari berbagai jenis makanan yang mengandung kacang pada anak.

Kenalkan Anak dengan Kacang Sejak Dini

Menurut Dr. Pistiner, seorang direktur advokasi, pendidikan, dan pencegahan food allergy pada Mass General Hospital, Boston, mengatakan penundaan pengenalan makanan berjenis kacang dapat tingkatkan risiko anak mengalami alergi kacang setelah ia dewasa.

Namun, perlu ibu perhatikan pemberian kacang pada anak saat MPASI, sebaiknya jangan berikan terlalu banyak untuk melihat reaksi pada tubuh.

Untuk mengenalkan kacang, ibu bisa berikan sebanyak 2 sendok teh selai kacang di awal pengenalan atau 2 gram protein kacang sebanyak 3 kali dalam seminggu, hingga usia anak mencapai 5 tahun. Berikan kacang dalam bentuk yang sangat halus dengan campuran sayuran atau menu MPASI

Alergi Kacang dapat Sebabkan Komplikasi

Sebaiknya perhatikan kondisi anak setelah mengonsumsi makanan yang mengandung kacang. Gejala alergi kacang dapat muncul beberapa menit setelah anak mengonsumsi kacang. Biasanya, alergi kacang akan menyebabkan anak mengalami reaksi pada kulit, seperti gatal dan kemerahan. Kondisi ini akan disertai dengan rasa gatal pada bagian mulut dan tenggorokan. Tidak jarang, alergi kacang menyebabkan anak mengalami diare, mual, kram perut, hingga muntah.

Segera kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan ketika beberapa gejala terkait alergi kacang muncul pada anak. Alergi kacang yang tidak diatasi dengan baik berisiko tingkatkan syok anafilaktik yang bisa mengakibatkan penyempitan saluran udara, pembengkakan tenggorokan yang membuat kesulitan bernapas pada anak, penurunan tekanan darah, pusing, hingga kehilangan kesadaran.

Gejala Alergi Kacang dapat Muncul Tanpa Harus Mengonsumsi Kacang

Alergi kacang dapat terjadi ketikan sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap kandungan protein pada kacang yang masuk dalam tubuh. Reaksi ini memicu tubuh memproduksi histamin yang dapat memicu gejala alergi.

Ada beberapa cara yang dapat memicu alergi kacang, seperti mengalami kontak langsung dengan kulit dengan kacang-kacangan atau jenis makanan yang mengandung kacang, mengonsumsi kacang atau makanan yang mengandung kacang, hingga menghirup debu atau bahan lain yang mengandung kacang, misalnya tepung kacang. Poker Online

BACA JUGA : Pengidap Dermatitis Atopik Rentan Terkena Alergi Kacang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *