
Remaja Bisakah Dikenali pada Tahap Awal Psikosis
Psikosis, gangguan mental yang terjadi ketika pengidapnya mengalami delusi atau waham, halusinasi, dan masalah berpikir.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, psikosis bisa berkembang menjadi sakit jiwa yang parah. Pengidapnya pun rentan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Bisakah Psikosis pada Remaja Dikenali?
Sebenarnya, apa yang menyebabkan seorang remaja rentan mengalami psikosis? Ternyata, banyak hal yang bisa menjadi pemicunya, tetapi hal ini sering kali luput dari perhatian. Kondisi fisik tertentu, kurangnya kualitas dan kuantitas tidur, kerusakan pada otak, hingga penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
Ternyata, orangtua bisa kok mengenali tanda psikosis dini pada remaja. Berikut ini beberapa gejala yang bisa ibu dan ayah lihat pada anak:
Halusinasi, melihat suatu hal atau mendengarkan suara yang sebenarnya tidak nyata.
Delusi, perasaan yakin yang sering kali tidak berhubungan dengan realita yang ada.
Sulit berinteraksi dengan orang lain, sehingga cenderung menyendiri dan mengurung diri.
Pada anak-anak, terkadang muncul aktivitas yang mengacu pada perilaku halusinasi, seperti memiliki teman imajinasi. Namun, kondisi ini tidak selalu mengarah pada psikosis dini.
Penanganan Psikosis pada Remaja
Pemberian obat jenis antipsikotik harus berdasarkan anjuran dokter, karena setiap pengidap memiliki dosis yang berbeda bergantung pada kondisi fisik dan usia. Lalu, terapi perilaku kognitif juga bisa membantu meringankan gejala psikotik dan mencegah terjadinya komplikasi.
Tidak lupa, dorongan dan dukungan dari orangtua dan orang terdekat sangat berperan untuk membantu mempercepat kesembuhan pengidap psikosis.
Deteksi dini sangat penting untuk membantu meningkatkan persentase kesembuhan pengidap psikosis, pun mencegah terjadinya komplikasi yang lebih buruk lagi.
Cara terbaik untuk mencegah munculnya gejala psikosis ini adalah menghindari semua hal yang bisa menjadi pemicunya.
Gangguan kontrol impuls merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan pengidapnya tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan agresif dan antisosial. Dengan kata lain, kondisi ini menyebabkan pengidapnya mungkin melakukan hal-hal atau tindakan yang melanggar hak orang lain. Poker Online
Orang yang mengalami gangguan kontrol impuls biasanya akan merasa lega setelah melakukan satu tindakan impulsif. Namun, rasa senang tersebut biasanya tidak akan bertahan lama. Lantas, mengapa kondisi ini bisa terjadi? Siapa saja orang yang berisiko mengalami gangguan kontrol impuls?
BACA JUGA : Cara Mengatasi Hormon Stress
POPULER
KESEHATAN
Ketiak Kamu Hitam? Obati Dengan Cara Ini!
BERITA UNIK
Daftarkan Domba Miliknya ke Sekolah Dasar
BERITA UNIK
4 Makanan Unik Dan Viral Di Jepang
BERITA UNIK
lelaki Ini Minum Air Lewat Hidung dan Keluar Dari Mata
KESEHATAN
6 Manfaat Dari Rutin Mengonsumsi Lengkuas
BERITA UNIK
10 Minuman Beralkohol Termahal Di Dunia
ADUQ
Ini 6 Alasan Kamu Perlu Terjun ke Ranah Podcast
KESEHATAN
Diet Sehat Untuk Menurunkan Berat Badan
BERITA UNIK
Ini Asal Usul Martabak Di Indonesia
BERITA UNIK
Pekerjaan Unik yang Bergaji Besar, Salah Satunya Pengumpul Urin Rusa
INFO WITHDRAW
Kemenangan Yang Besar Hanya Di POKERPELANGI
TIPS & TRICKS
Diet Air Putih Ini Jadi Viral
BERITA UNIK
Di Negara ini Bisa Beli Istri