POKER PELANGISelain Insomnia, Ini 3 Gangguan Tidur yang Perlu Kamu Waspadai

Tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan. Sebaliknya, adanya gangguan tidur dapat menyebabkan dampak yang luas bagi berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan, serta konsentrasi.

Selain Insomnia

Membahas soal gangguan tidur, umumnya yang ada di pikiran orang-orang yaitu insomnia. Padahal, gangguan tidur memiliki banyak jenisnya, bahkan efeknya bisa lebih parah dari insomnia sehingga perlu mendapatkan bantuan medis. Berikut sejumlah gangguan tidur yang perlu diwaspadai. Agent BandarQ

BACA JUGA : Panduan Cara Bermain Bandar Q Online

1. Mendengkur dan Sleep Apnea

Selain Insomnia, Ini 3 Gangguan Tidur yang Perlu Kamu Waspadai

Selama ini, kebiasaan mendengkur saat tidur kerap kali dianggap hal yang biasa. Mendengkur terjadi karena tenggorokan menutup saat tidur. Jika penutupan tenggorokan cukup buruk, pernapasan bisa berhenti selama beberapa detik. Kondisi ini disebut sleep apnea yang merupakan kondisi medis kronis.

Seseorang dengan sleep apnea kemungkinan dapat berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih selama beberapa kali per jam. Kondisi ini membuat kadar oksigen dalam darah turun dan menyebabkan individu tidak dapat tidur nyenyak. Sleep apnea dapat disebabkan oleh obstruksi jalan napas atas yang disebut apnea tidur obstruktif.

Dilansir jurnal Sleep, sleep apnea dapat memicu dan memperburuk kondisi medis lainnya, seperti hipertensi, gagal jantung, stroke, diabetes, hingga kematian mendadak.

2. Sleep Paralysis

Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur bisa ditandai dengan tidak bisa bergerak ketika bangun tidur. Bahkan, beberapa orang juga mengalami halusinasi yang menakutkan.

Kelumpuhan tidur sebenarnya merupakan kondisi yang cukup umum dan diperkirakan memengaruhi sekitar 25 persen orang normal setidaknya sekali dalam hidup. Kelumpuhan tidur umumnya hanya terjadi beberapa menit. Sebab, secara alami, otak akan terbangun secara penuh.

Dilansir jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment, dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat antidepresan untuk mengurangi frekuensi sleep paralysis.

3. Restless Legs Syndrome (RLS)

Selain Insomnia, Ini 3 Gangguan Tidur yang Perlu Kamu Waspadai

Restless legs syndrome (RLS) adalah kelainan gerakan neurologis yang ditandai dengan rasa tidak nyaman pada kaki dan merasa ingin bergerak. Sensasi ini kadang disertai rasa sakit seperti terbakar, geli, dan kesemutan.

Biasanya, gejala ini muncul ketika individu tengah beristirahat, tidur, atau rebahan. Kondisi ini dapat membuat seseorang sulit untuk tertidur, tidak bisa tidur nyenyak, atau sering terbangun dari tidur. Akhirnya, individu tersebut jadi kurang tidur.

Gejala RLS dapat diredakan dengan menggerakkan kaki, peregangan, berjalan, atau menggosok kaki. Dilansir jurnal Forntiers in Aging Neuroscience, beberapa faktor penyebab RLS kemungkinan kekurangan zat besi, kehamilan, dan obesitas. Sementara, pengobatannya dengan penggantian zat besi atau obat-obatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *