PokerPelangi – Gejala Inflammatory Bowel Disease, Pernahkah kamu mendengar tentang inflammatory bowel disease (IBD) atau juga dikenal sebagai radang usus? Ini adalah penyakit autoimun yang juga dikenal sebagai peradangan usus kronis.

Dan apa perbedaannya dengan irritable bowel syndrome (IBS)?

Gejala Inflammatory Bowel Disease, Terlambat

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber yang kompeten di bidangnya, seperti Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD, KGEH, FACG, FASGE, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi hepatologi RSCM-FKUI; dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam RSCM-FKUI; dan Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D, Sp.PD, KGEH, FACG, FASGE, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi hepatologi RSCM-FKUI. Simak, yuk!

1. Sistem pencernaan pasien IBD diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri

Gejala Inflammatory Bowel Disease

Menurut dr. Rabbinu, IBD merupakan penyakit saluran cerna yang bersifat kronis. 

Kini, ada tipe lain, yaitu colitis indeterminate (unclassified).

Pasien UC sering merasa nyeri di bagian kiri bawah perut karena peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rektum. Sementara, pasien CD sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut akibat peradangan hingga lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam, tetapi jarang mengalami pendarahan dari rektum.

Gejala Inflammatory Bowel Disease, Terlambat

Berapa persentase kasus IBD? Menurut Prof. Murdani yang mengutip sebuah data, insiden IBD di Asia adalah 0,54 hingga 3,44 per 100.000 populasi.

2. Apa perbedaan IBD dan IBS?

Gejala Inflammatory Bowel Disease

Karena namanya hampir mirip, orang awam terkadang sulit membedakan IBD dan IBS. Padahal, menurut Prof. Murdani, IBD dan IBS adalah dua gangguan pencernaan yang berbeda.

“Baik IBD maupun IBS menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar yang mendesak (diare). Murdani menuturkan.

Ia menegaskan bahwa IBD lebih berbahaya karena menyebabkan peradangan yang merusak. Kerusakan ini bisa bersifat permanen pada usus, bahkan bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.

Sementara itu, gejala IBS adalah nyeri abdomen (perut), perubahan frekuensi BAB, perubahan konsistensi feses, timbul gas dan kembung, serta BAB berlendir.

Yang mengejutkan, persentase kasus IBS lebih besar dari IBD.

3. Komplikasi apa yang bisa terjadi akibat IBD?

Gejala Inflammatory Bowel Disease

Misalnya, fistula (saluran yang terhubung secara tidak normal di antara dua rongga tubuh yang seharusnya terpisah) yang terjadi pada 50 persen pasien. Atau abses intraabdomen dengan prevalensi 6,2 persen.

Sedangkan, pada ulcerative colitis (UC), komplikasinya adalah toxic megacolon yang terjadi pada 2,5 persen pasien. Kondisi ini membuat usus besar meregang dan membengkak dalam ukuran yang tidak normal. Bahkan, bisa mengancam nyawa!

Selain itu, komplikasi lainnya adalah perforated colon (lubang pada usus besar), dehidrasi berat, kanker kolorektal, bowel obstruction, malnutrisi, hingga anal fissure (robekan pada jaringan anus). Ada pula komplikasi yang tidak terjadi di saluran cerna, seperti penggumpalan darah, radang kulit, mata, dan sendi.

4. Pengobatan apa yang tepat untuk penyakit IBD?

Menurut dr. Rabbinu, pengobatan IBD sangat dinamis karena penyakitnya juga dinamis.

“Dokter memiliki berbagai macam pilihan pengobatan. Kadang pasien memerlukan kombinasi 2 obat sekaligus untuk mengontrol radang usus. Beberapa juga memerlukan operasi untuk membuang bagian usus yang mengalami peradangan,” ungkapnya.

Sementara, menurut Prof. Marcellus, tatalaksana IBD bisa dengan terapi obat, pembedahan, atau kombinasi keduanya.

Berdasarkan temuan terbaru, vedolizumab memiliki tingkat remisi klinis konsisten dan remisi klinis bebas kortikosteroid.

Tidak hanya bergantung pada obat-obatan, pasien IBD juga perlu mengubah gaya hidup.

Selain itu, hindari makanan tertentu seperti tinggi lemak, daging merah, lalu pastikan asupan sayur, buah, dan air tercukupi. Tak lupa, olahraga teratur untuk meningkatkan massa otot minimal 30 menit per sesi dan lakukan 3-5 kali seminggu. PokerPelangi

BACA JUGA : Tren Fashion Yang Berbahaya Untuk Kesehatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *