PokerPelangi – Gejala Depresi, Berdasarkan studi terbaru oleh YouGov (perusahaan data dan opini publik global), ditemukan bahwa masalah kesehatan mental yang paling umum dialami oleh orang Indonesia adalah kecemasan dan depresi. Akan tetapi, hanya 42 persen dari mereka yang aktif mencari bantuan profesional.

Itulah kenapa kita harus lebih peka memperhatikan sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Inilah gejala depresi yang mungkin luput dari perhatian!

1. Menarik diri dari interaksi sosial

Gejala Depresi

Menurut James Overholser, PhD, profesor psikologi di Case Western Reserve University, Amerika Serikat (AS), pengunduran diri sosial (social withdrawal) adalah salah satu gejala depresi yang paling penting. Ia mengatakan di laman Everyday Health, saat orang merasa tertekan, mereka cenderung menarik diri dari aktivitas normal dan interaksi sosial.

Stephen Ilardi, PhD, profesor psikologi dari University of Kansas, AS, sekaligus penulis buku The Depression Cure, pun mengiyakan. Menurutnya, ketika kita mengalami depresi klinis, ada dorongan yang sangat kuat untuk menjauh dari orang lain dan menutup diri, tukasnya di laman WebMD.

2. Rasa sedih yang tidak bisa dijelaskan

Gejala Depresi

“Kesedihan akibat depresi tetap bersama kamu dan tidak perlu memiliki pemicu tertentu,” tegas Gabriela Cora, MD, mitra pengelola Florida Neuroscience Center sekaligus diplomat dari American Board of Psychiatry and Neurology.

Melansir Help Guide, merasa sedih dari waktu ke waktu adalah hal yang normal. Namun, saat keputusasaan dan kesedihan terus bertahan dan tidak kunjung hilang, mungkin ini adalah pertanda depresi.

3. Merasa kelelahan dan kurang energik

Gejala Depresi

Memang, kelelahan dan kurang energik belum tentu gejala depresi. Namun, jika tetap kelelahan disertai dengan suasana hati yang rendah dan penurunan motivasi atau minat, mungkin ini adalah tanda-tanda awal depresi, ujar Dr. Cora di laman Everyday Health.

Apa pembeda kelelahan akibat depresi dan kelelahan biasa?

Menurutnya, faktor pembeda adalah keinginan untuk terlibat dalam aktivitas. Orang yang kelelahan ingin melakukan sesuatu, tetapi ia kekurangan energi. Sementara, orang dengan depresi memiliki minat lebih rendah untuk terlibat dalam aktivitas, jelasnya di laman Insider.

4. Mengalami insomnia atau sulit tidur

Tiga perempat pasien depresi memiliki gejala insomnia.

Gejala sulit tidur berdampak besar pada kualitas hidup dan merupakan faktor risiko yang kuat untuk bunuh diri!

Melansir dari Bridges to Recovery, jika seseorang mengalami depresi, ia mungkin kesulitan untuk tidur, sering terbangun di malam hari, dan kesulitan untuk kembali terlelap setelah bangun. Saat bangun, ia mungkin merasa lesu, perasaan tidak tenang, dan lebih tertekan.

5. Atau justru terlalu banyak tidur

Sebaliknya, terlalu banyak tidur bisa jadi gejala depresi. Menurut Gail Saltz, MD, editor psikologi yang berkontribusi di Health, alih-alih sulit tidur dan kehilangan nafsu makan, orang dengan depresi mungkin tidur terlalu banyak.

Dr. Cora pun sepakat. Di laman Everyday Health, ia mengatakan bahwa tidur lebih dari 8 jam setiap malam mungkin tidak sehat.

Terlalu banyak tidur (oversleeping) bisa menjadi sinyal depresi, terutama di antara remaja dan dewasa muda (young adult).

6. Mengalami perubahan pada nafsu makan dan berat badan

Menurutnya, perubahan berat badan (setidaknya 5 persen dari total berat badan seseorang) dalam waktu singkat (kurang lebih satu bulan) dapat dianggap sebagai gejala depresi, jelasnya di laman Everyday Health.

“Kehilangan nafsu makan bisa menjadi tanda awal depresi atau peringatan depresi kambuh. Di sisi lain, beberapa orang tidak bisa berhenti makan saat depresi. Perubahan berat badan yang tiba-tiba, baik bertambah atau berkurang, bisa menjadi gejala depresi,” ungkap Gary Kennedy, MD, direktur psikiatri geriatri dari Montefiore Medical Center.

7. Bermasalah dengan ingatan dan sulit fokus

Orang dengan depresi sulit mengingat detail dari peristiwa yang mereka alami. Carrie Holmberg, postdoktoral di psikiatri dan ilmu perilaku dari Stanford University, AS, sering menjumpai pasien yang mengeluhkan masalah ingatan.

Mereka mungkin kesulitan menemukan kunci, lupa mengembalikan buku ke perpustakaan, tidak ingat jadwal minum obat, dan sebagainya.

Sementara, orang yang depresi memiliki daya ingat yang lebih kuat untuk kenangan buruk.

8. Stres dan kelelahan di tempat kerja

Bagaimana cara membedakan stres dan kelelahan karena pekerjaan atau depresi? Coba renungkan, apakah stres ini akibat tugas yang lebih menantang dari biasanya? Dan apakah perasaan lelah ini bertahan lebih lama?

Gejalanya memilki kemiripan dengan burnout syndrome, tetapi keduanya adalah hal yang berbeda.

Untuk mengetahui itu depresi atau bukan, profesional akan memeriksa apakah gejala terjadi hampir setiap hari selama 2 minggu.

9. Mungkin akan timbul nyeri fisik

Sebagian orang mengeluhkan sakit perut yang samar-samar, sakit kepala serta nyeri yang tidak kunjung sembuh. Menurut Dr. Cora, ini mungkin bagian dari episode depresi.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di The Journal of the Canadian Chiropractic Association pada tahun 2017, ditemukan hubungan langsung antara depresi dan sakit punggung. Depresi juga dikaitkan dengan sakit perut, kram, dan masalah pencernaan.

Di sisi lain, menurut studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Albert Ludwig University of Freiburg, Jerman, kondisi kesehatan mental bisa memengaruhi penglihatan seseorang. Dalam studi yang melibatkan 80 orang ini, orang yang depresi mengalami “persepsi kontras”, yaitu kesulitan melihat perbedaan hitam dan putih.

Nah, itulah 9 gejala depresi yang mungkin luput dari perhatian. Yuk, lebih peka dengan kesehatan mentalmu dan orang-orang di sekelilingmu! PokerPelangi

BACA JUGA : Mengenal Defisit Kalori, Metode Diet!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *